Nayla, mencengkram Vas ditangannya. Dengan Narendra disisinya menenangkan.
"Ma jangan buruk sangka dulu, kita bisa minta penjelasan ke papa," ujar Narendra.
"Mana ada meeting kerja dihotel dari jam 9 malam sampai subuh, ngapain. Apa yang mau dibicarain, selama ini Mama udah sabar. Coba nggak terpengaruh kata kata temen Mama tapi apa? Bener apa kata yang mereka bicarain."
Krett.
Pintu terbuka.
"Assalamu'alaikum, cewek cantik pulang."
PRANG..
Vas yang Nayla cekal melayang ke arah pintu, dimana Nadia baru saja datang.
Untung saja Nadia cepat menghindar.
"Ada apa Ma, Nadia salah apa kok Mama kayak gitu." Degup jantungnya memburu, tak tau apa apa baru saja datang, tiba tiba sudah dilempar vas.
"Kamu lagi satu anak cewek bukannya belajar malah kelayapan mulu. Inget Nad rangking kamu semester kemarin itu terakhir, kamu itu cewek masa kalah sama cowok dikelasmu. Nakal banget kamu, bisa nggak sih kamu sekali aja banggain orangtua, nggak jadi beban terus." Menurut kalian itu tadi ucapan siapa, Ya itu keluar dari mulut Nayla.
Nadia menunduk meremas ujung bajunya, mengigit bibirnya, Ia menyadari, memang selama ini dirinya belum bisa memberikan apapun kepada orangtuanya, membuatnya akan kepikiran terus sampai berhari hari jika Nayla sudah menasehatinya sambil menahan emosi seperti ini.
Nayla menghampiri anak perempuannya, mengelus pundak. "Cepetan ganti baju, makan Mama udah siapin di tudung saji, maafin Mama tadi Mama kelewatan gara gara masalah Papamu."
Nadia hanya bisa mengangguk kemudian mematuhi.
****
Dini hari gadis itu terbangun, perut Nadia bergetar hebat, cacing diperutnya sudah menguncang lambung minta diisi, tadi sore Ia tak sempat makan karena memilih tidur untuk menenangkan pikirannya.
Ia menuruni tangga untuk menuju dapur.
Prang..
Suara dentingan kaca Nadia dengar, disusul dengan teriakan keras yang menyeruak di ruangan tersebut berasal dari orangtuanya yang sedang cekcok adu mulut.
Hatinya sakit melihat Nayla, tersungkur dilantai menangis. Pipinya memerah, seperti bekas tamparan. Nadia tak menyangka Papa tega melakukan Kdrt ke Mamanya, Ia panik buru buru Nadia pergi ke kamar Narendra.
"Kak buruan turun."
Narendra yang masih ayub ayuban segera meraih air putih dinakas yang selalu Ia sediakan untuk membasuh mukanya agar melek.
Tanpa basa basi, Ia sudah tau apa yang akan terjadi, 3 jam menemani Mamanya menunggu Papanya pulang tadi, Narendra tau ini akan buruk.
"Kamu nggak berhak ngatur ngatur Aku, yang penting kan kebutuhan kamu sama anak anak tercukupi kurang baik apalagi Aku jadi suami."
"Mas, Aku nggak butuh harta kamu, Aku cuma pengen kamu hargai Aku sebagai istri kamu dan demi anak anak juga, Aku mohon kamu putusin hubunganmu dengan Raisa selingkuhan kamu."
"Banyak omong kamu!" Tangan Cahyono bergerak menampar kembali wajah Nayla, Narendra dengan cepat menepis disusul tendangan yang membuat pria paruh baya itu tersungkur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...