Chapter 44

3.3K 243 120
                                    

Nadia mencekal tangan Monic yang akan melayangkan tamparan pada Alleta.

"Cari lawan tuh yang sepadan cupu," ujar Nadia, Ia mendorong Monic hingga badan gadis itu ditangkap Triana dan Sasha dari belakang.

"Lo jangan campur megalodon, gue tuh masalahnya sama dia, jangan sok jadi pahlawan kesniangan lo! Lo juga seharusnya terima kasih ke gue karna udah bantu lo bales dendam ke cewek tengil ini," ujar Monic dengan nada meremehkan, Ia juga masih kesal pada Nadia tempo lalu.

"Heh." Nadia berdecak. "Gue nggak pernah minta pembelaan atau perlindungan dari lo Monic, nggak usah bawa bawa nama gue."

Nadia maju mendekati Monic dengan seringai seramnya. "Dan gue juga nggak suka cara lo ngebuli orang, dia udah minta maaf kan. Kenapa lo masih juga nyakitin."

Monic berkacak pinggang dengan santai. "Kenapa iri lo, terserah gue lah tangan tangan gue."

"Lo nggak punya hati sama sekali ya, dia kan nggak sengaja." 

Monic menyunggingkan bibirnya sebelah.

"Oh ya denger denger lo nembak Alvaro ya pagi ini diatap eh ditolak, hahahahah. Miris miris, lo itu emang pantes dapat itu Nadia! Cewek sok kecakepan kayak lo itu pantesnya emang dibuang."

Nadia mencoba menahan amarahnya agar tak terpancing, benar benar sekarang imannya sedang diuji, tapi yang lebih Nadia ingin tau, Monic tau ini dari mana.

"Enggak sok tau lo," ucap Nadia bohong.

"Nadia Nadia, hahahhah gue sedih sih dengernya" Monic mendorong bahu Nadia. Lalu berbisik ditelingga Nadia.

"Lo itu pantes nerima itu sama persis kaya Mama lo yang pelacur, kalian sama sama pantas dibuang, buat apalagi jadi sampah dimasyarakat," ujar Monic lalu tertawa keras, bahagia itu ketika menjatuhkan mental seseorang by Monic.

Nadia mengertakan rahangnya, emosinya tersulut. Tangannya mengenggam.

"Jangan pernah lo bawa bawa Mama gue, Anjing!" Nadia menonjok muka Monic yang mengesalkan itu. Tidak puas Nadia pun menjambak, menyerang, mengigit bahkan mencubit Monic dengan brutal.

"Awww, Nadia lo udah gila kali ya, lepasin rambut gue sakit, awww." Monic kewalahan menghadapi keganasan Nadia.

Makanya jangan bangunin monyet yang tidur Mon!

Beberapa anak jadi ngumpul ikut menyaksikan ajang latihan MMA ala gadis. Semua pasang mata tertuju pada mereka berdua, bahkan ada yang sedang bertaruhan siapa yang akan menang.

"Nadia, udah." Rahma berteriak agar Nadia berhenti.

Monic juga tak mau kalah Ia membalas Nadia dengan mencekik gadis itu saat Nadia lengah gara gara melihat Alleta yang menangis.

"HEH BUBAR KALIAN." suara siapa tuh.

Bukan guru Bk, Bukan pak satpam ataupun penjaga kantin itu suara Haikal bersama dengan Geng Gervanest jangan lupa Alvaro juga ada dibelakang dengan muka datar.

"PERGI KALIAN SEMUA DARI SINI." sontak mereka semua melarikan diri dari Tkp hanya tersisa Monic Cs, Nadia, Rahma, dan Alleta dikantin.

Alvaro dengan cemas menghampiri Alleta yang menangis, meringkuk di lantai.

"Lo kenapa, bilang siapa yang bikin lo jadi begini."

Gadis itu tak menjawab pertanyaan dari Alvaro, Alleta hanya diam masih sesenggukan.

"SIAPA YANG NGELAKUIN INI KE ALLETA," teriak Alvaro lantang, laki laki ini marah total dapat dilihat dari kilat matanya yang tajam.

Monic panik, badannya bergetar.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang