||MABB|| Yuk Nad Nikah

4.5K 323 15
                                    

"Tapi kan gue nggak suka."

"Lah tapi kan kalian udah pacaran, kalian kalo ada masalah diselesein baik baik jangan nghindar, masalah nggak akan selesai kalo cuma dihindarin, masalah harus dihadapi bersama sama," nasehat Narendra.

Nadia mengerutkan dahinya, agaknya otak Narendra konslet nih, yakin 100%. Narendra jarang sekali suka dengan pacar pacar Nadia kenapa kali ini sikap abangnya berbeda terhadap Alvaro, Nadia menduga Alvaro punya aji aji atau jimat khusus sehingga bisa menaklukan kedua orang terdekatnya hanya dalam sekali bertemu.

"Aduh apaan sih bang, gue serius nih, dia itu cuma ngibul kita nggak ada hubungan apa apa, Ya Allah."

Nadia beristiqfar dalam hati mencoba menenangkan gejolak kekesalannya pada si kamfret Alvaro.

"Ada apa apa juga nggak masalah lagian Mama juga kayaknya udah ngerestuin tuh." Narendra malah semakin menjadi dalam memojokan dan meledek adiknya.

"Kiww kiw dah dapet lampu ijo tuh kayaknya dari Mama." Narendra menaik turunkan alisnya mengoda.

"Nggak percaya lo yeh sama adik sendiri, dibilang bukan ya bukan." Nadia bersedekap dada, bibirnya cemburut maju 5 centi.

"Udah gih samperin, keburu cowoknya pulang." Dengan sangat esthetik Narendra mendorong Nadia keluar dari persembunyian, untung saja Nadia dengan cepat menyeimbangkan badannya jadi dirinya tidak nyusruk, kalo itu terjadi bakalan jatuh harga dirinya nanti apalagi kalo di depan Alvaro.

"Abang syaland, awas lo ya nanti." batin Nadia kesal, perlu Nadia tandai nanti di hapenya agar menginggatkan dirinya agar balas dendam ke abangnya nanti.

"Eh Nak, baru selese kamu nyuci piringnya, tuh Nak Alvaro udah nungguin kamu dari tadi, katanya kalian malam ini mau kencan yah, sana pergi nggakpapa nanti Mama yang bakal izinin ke Papa," ujar Nayla penuh kebohongan, Nadia paling malas jika disuruh nyuci piring, emang emak lah yang paling jago membanggakan anaknya yang pemalas ini.

"Ya udah tante kita permisi buat kencan dulu." Alvaro lantas mengandeng tangan Nadia tanpa rasa canggung sedikitpun, lalu dengan sikap sopan nan santun Alvaro juga menyalami tangan Nayla untuk berpamitan.

Nayla mengantar anaknya yang akan pergi kencan dengan Alvaro sampai mobil laki laki itu pergi dengan anak gadisnya itu.

"Emang laki laki idaman Alvaro udah gentleman, ganteng kaya lagi," puji Nayla.

Narendra hanya manggut manggut.

"Pengen deh punya pacar kayak gitu," ujar Narendra.

"Eh lo anak cowok, jangan jadi gay." Nayla menoyor dahi anaknya.

"Aduh." Narendra mengusap jidatnya. "Ya maksudnya cewek Ma."

"Oh, ya udah masuk, jadi umpan nyamuk kita lama lama disini."

🐧🐧🐧🐧

Ditengah perjalanan Alvaro diam diam mencuri pandang ke arah Nadia, saat Nadia menoleh menangkap basah Alvaro, laki laki itu berpaling melihat ke arah lain.

"Ishh lo kenapa sih."

"Kenapa apanya?"

"Ya lo ngapain pake segala ngomong ke Mama gue kalo kita pacaran, jadian aja nggak pernah kita."

"Kan gue waktu ini udah pernah nembak lo."

"Kapan?" Nadia mencoba menginggat mengorek ngorek isi kepalanya.

"Ishh gue kan nggak nerima lo waktu itu, udah sekarang turunin gue sekarang," pinta Nadia.

Alvaro menghentikan mobil sportnya ditengah jalan, keadaannya sepi, gelap gulita, Ia mengedarkan pandangannya ke luar.

"Yakin mau turun disini." Alvaro menyunggingkan bibirnya, lalu tertawa renyah.

Nadia menelan salivanya kasar setelah mengetahui keadaan disekitar gelap gulita minim penerangan agaknya jalanan ini jauh dari pemukiman, pikirannya jadi kemana mana jika dirinya tetap memaksa untuk turun, mulai dari nanti kena begal, keculik, dirampok, Nadia mengelengkan kepala mau tidak mau kali ini dirinya hanya bisa nurut kemanapun nanti Alvaro akan membawanya yang penting asalkan cowok itu tidak merugikan dirinya, Ya udah lah nggak ngapa ngapa.

"Ya-ya udah deh buat kali ini aja gue mau ngikut lo," ujar Nadia lirih.

"Gitu dong gadis manis." Alvaro tidak bisa tidak gemas dengan Nadia, Ia mengacak rambut gadis itu sangking gemasnya.

Setelah 1 jam mereka habiskan untuk makan malam di sebuah restoran mewah Alvaro memutuskan untuk mengantar gadis itu pulang karena Ia sudah janji tadi dengan Nayla tidak akan membawa Nadia sampai larut walaupun sebenarnya besok adalah hari minggu, bisa saja Alvaro mengajak Nadia jalan lebih lama namun kepercayaan calon mertua harus Ia jaga sebaik mungkin.

Saat makan tadi Alvaro berusaha untuk memberikan perhatian penuh untuk Nadia mulai dari memaksa agar Nadia mau menerima suapan darinya, lalu membersihkan sudut bibir Nadia yang kotor, dan lain lain.

Alvaro beberapa kali bahkan dengan sengaja berbuat sesuatu yang membuat para cewek terkesima namun sayangnya Nadia hanya meresponnya dengan engan tanpa minat sedikitpun, semoga suatu saat nanti Nadia bisa membuka hatinya untuk seorang Alvaro.

Mereka pulang dengan kondisi akkward, masing masing dari mereka enggan membuka perbincangan, Alvaro pun juga memilih fokus menyetir daripada harus ngoceh sendiri dan hanya mendapat jawaban Y dari Nadia. Tapi Alvaro tidak akan menyerah begitu saja hanya saja dirinya sedang memikirkan cara bagaimana membuat hati Nadia yang seperti batu itu luluh.

Mata Nadia berbinar saat dirinya menangkap pemandangan sebuah pasar malam yang ada di sebuah lapangan.

"Ro, berhenti disini dulu dong." Nadia menunjuk ke arah pasar malam di lapangan tepi jalan. "Gue pengen mampir dulu sebelum pulang."

"Ntar kemaleman, nanti gue kena semprot mama mertua terus ga jadi dapet restu gimana," ujar Alvaro.

"Lo nikahnya mau sama Mama gue apa sama guenya, kalo sama gue kita ikutin kata gue ngapa."

"Serius lo mau kita nikah?."

Belum ada jawaban dari Nadia, Alvaro membukakan pintu mobilnya untuk Nadia turun, bak tuan putri banget si Nadia malam ini.

Nadia langsung berjalan menuju arah gerobak yang jual arumanis. Alvaro menjajarkan langkahnya dengan gadis itu, Ia mengulangi kembali pertanyaannya.

"Serius lo mau gue ajak nikah Nad?."

Nadia memberhentikan langkahnya lalu mendongak ke arah Alvaro.

"Ya enggaklah." Nadia cengar cengir tanpa dosa, namun bagi Alvaro senyum gadis itu sangat menawan dan mengemaskan ingin rasanya Alvaro mengarungi Nadia dengan karung lalu Ia bawa pulang. Alvaro mengapit kepala Nadia dengan ketiaknya hingga membuat Nadia sesak nafas.

"Aaaa lepasin gue njirr."

"Lo harus janji dulu mau nikah sama gue dulu."

"Aaa gak mau."

Alvaro mengacak rambut rambut Nadia gemas.

Tbc.

ALVARO NADIA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang