Alleta mengenggam tangan Alvaro gugup, saat ini sudah 3 bulan kehamilan Alleta, gadis itu secara halus memaksa Alvaro untuk bertanggung jawab atas apa yang tidak laki laki itu perbuat.
"Alvaro, Aku takut, Aku takut kalo nantinya tante sama om nggak setuju nantinya," ujar Alleta.
Alvaro tersenyum, meletakan jari telunjuknya di bibir Alleta.
"Kamu jangan takut, Aku bakal bikin Papa sama Mama bisa nerima, kamu nggak perlu khawatir, jangan stress kasihan dedek bayinya." Itu senyum terpaksa yang terlihat alami.
Alleta tersenyum tipis.
Karina dan Vincent yang dipanggil oleh Bibi pun turun, setelah mereka duduk. Barulah Alvaro menguatkan tekad untuk menceritakan keinginannya untuk menikahi Alleta.
"Eh Alleta tumben kesini malam malam," ujar Karina dengan senyum lucunya yang tak pernah pudar.
Alleta, gadis itupun tak berani menatap kedua orangtua Alvaro, gadis itu memilih menunduk, meremas tangannya yang gugup.
"Kok canggung gini sih, perasaan Mama jadi nggak enak," ujar Karina mengemukakan perasaannya.
"Ma Aku mau minta izin untuk menikahi Alleta minggu depan," ucap Alvaro dengan menatap wajah kedua orangtuanya serius.
"Pah, anakmu bukan minta kerupuk diwarungkan atau Mama salah dengar," kata Karina dengan melihat wajah Vincent yang beralih menjadi datar.
"Alleta hamil dan Aku akan tanggung jawab."
Bagaikan tertancap panah beracun seketika badan Karina lemas mendengar kata yang keluar dari mulut anaknya. Vincent menahan emosi, dada pria dewasa itu naik turun. Karina menenangkannya.
"Pah, jangan emosi dulu, kita dengerin dulu cerita lengkapnya, Nak ayo bilang semua ini cuma bercanda, ini kamu nggak serius kan Alvaro." .
Karina menginginkan Alvaro menjawab iya, tadi sebaliknya Alvaro malah berkata bahwa anak yang dikandungan Alleta adalah anaknya.
Detik berikutnya badan Karina melemas, Vincent membawa Alvaro ke sebuah ruangan gelap dimana pria itu selalu memberi pelajaran khusus ada anak anaknya yang sudah kelewat batas. Bagi Alvaro ruangan itu sudah sering Ia lewati dirinya bisa menahan rasa sakit yang diberikan oleh Vincent.
Karina mengedor ngedor pintu ruanngan tersebut dengan linangan airmata yang deras mengucur. Suara pukulan dari suaminya ke Alvaro membuat luka dihati Karina. Vincent sangat keras dalam mendidik anak, jadi saat mendapati Alvaro yang mengatakan itu, dirinya merasa gagal menjadi seorang Ayah.
Alleta hanya bisa menangis diruang tamu.
"Maapin Aku Varo."
*****
Setelah merasa badannya sakit akibat dihajar Vincent, Alvaro nekat keluar dari mansion untuk menenangkan pikirannya yang amburadul tidak karuan.
Ia mengunjungi tempat kesukaannya akhir akhir ini, dimana Ia bisa merasakan kedamaian.Sedangkan Nadia juga sedang mengunjungi tempat itu sendirian. Nadia berjalan menelusuri pinggir pantai sampai matanya menangkap sosok tubuh yang tak asing baginya.
"Alvaro"
Laki laki yang dipanggil namanya tak menoleh, tau siapa yang memanggil itu Nadia.
"Kenapa datang ke sini, buat apa. Gue tau perasaan kita masih sama, gue ataupun lo
masih ada rasa satu sama lain," ujar Nadia. Disini Pantai dimana Nadia dan Alvaro sering menghabiskan waktu bersama, saling bersandar dibahu masing masing. Nadia bertanya tanya kenapa Alvaro masih mengunjungi tempat ini jika bukan karena mengenang kebersamaan mereka sama seperti apa yang sedang Nadia lakukan saat ini."Alvaro! Sampai kapan kita terus kayak gini, hiks. Kenapa lo bohong sama diri lo sendiri Varo! Alvaro, apa gue selucu ini sampe lo tega mainin perasaan gue, hah," teriak Nadia dengan derai air mata yang mulai deras.
Alvaro masih diam ditempat, hatinya cukup tersayat mendengar isakan tangis Nadia, Alvaro paling benci melihat gadis itu menangis, bahkan Ia pernah berjanji akan menghabisi setiap orang yang sampai berani membuat Nadia menangis.
Tapi sekarang? Alvaro sedang melakukannya. Gimana Alvaro menghabisi dirinya sendiri.
"Alvaro gue tau, gue pernah salah sama lo, gue minta maaf, hiks gue sayang sama lo."
"Gue nggak pernah punya rasa sama lo Nadia, cukup! Jangan nyiksa diri lo sendiri kayak gini." Alvaro berjalan maju.
"Alvaro, gue bakal nunggu lo balik, gue tunggu lo disini, gue mohon lo balik. Gue cinta sama lo," ucap Nadia, gadis itu duduk dipinggir Pantai. Cinta membuatnya bodoh.
Alvaro tetap melanjutkan jalannya, pergi dari Pantai ini.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO NADIA [COMPLETED]
Teen FictionAlvaro, Si Badboy sekaligus ketua geng motor Gervanest yang kepincut sama Nadia, gadis fuckgirl yang tersakiti. Kisah bermula saat Nadia ingin mendekati Alvano, kembaran Alvaro yang dingin dan cuek habis, Nadia tak pernah sekalipun menyangka Alvar...