Keadaan masih kaku, Hana masih mematung ditempanya sebari merasakan jantungnya yang terus saja berdetak tak keruan. Rasanya Hana ingin hilang dari muka bumi saat ini juga.
Sebaliknya dari Hana, sang pelaku malah terkekeh melihat wajah kaku yang Hana tentujukan, cowok itu kini bangkit dari duduknya.
Hanya Hana kini satu-satunya wanita yang berada di tempat ini. Yap, warung ini hanyalah dipenuhi cowok-cowok badboy yang berpenampilan tidak rapih. Mereka asik dengan menyeruput kopi dan menghisap rokok.
Didalam hati Hana sebenarnya sangat mengayangkan sekali apa yang ia saksikan ini, merusak citra bangsa dan negara. Sangat tidak mencontohkan murid yang baik.
Kini Gema menatap wajah Hana, cowok itu bahkan membuat jaraknya lebih dekat dengan tempat berdiri Hana.
Hana mulai panik saat Gema memajukan langkahnya perlahan, Hana pun sontak tanpa ragu memundurkan langkahnya mencoba mengatur jarak diantara dirinya dan Gema.
"Yaelah," ucap cowok itu.
"Apa!" sungut Hana langsung menajamkan ucapanya.
"Mundur-mundur mulu, lo jelmaan undur-undur?"
"Gak usah banyak ngomong!" peringat Hana.
Gema mengangguk mengerti. "Oke, mau langsung tindakan aja?"
"Apa maksud lo? Jangan berani-berani sentuh gue, atau gue akan--"
"Akan apa?" potong Gema.
"Akan... Akan laporin lo atas tindak pelecehan terhadap wanita!" ancam Hana.
Gema akhirnya berhenti melangkah, seketika tawa cowok itu pecah.
"Lo mau laporin gue?"
Hana memburu cowok itu dengan tatapan amat tajam, setajam silet. Hana sangat kesal saat ini, bagaimana bisa pagi-pagi ia harus menghadapi cowok seperti ini.
"Gue gak ada waktu, gue harus ngerjain tugas gue! Permisi."
Akhirnya Hana kembali memutar badan, namun tetap saja kedua cowok yang berdiri di ambang pintu mencegahnya untuk keluar, mereka memang akan melepaskan Hana jika sudah ada intrupsi dari Gema.
"Masa pacarnya lagi sendirian, ceweknya mau pergi sih? Gak pengrtian banget," ucap Gema seolah menyindir Hana.
Hana membalikan badan lagi, dia sudah bosan mendengar cowok itu mengakuinya pacar.
"Gue bukan pacar lo!" tegas Hana menatap mata cowok itu.
Gema mengangguk. "Oke, mulai sekarang lo pacar gue."
Hana masih berusaha sabar, sebenarnya cowok gila macam apa yang memaksanya untuk menjadi pacarnya?
"Gue gak mau pacaran sama lo!"
"Loh kenapa?"
"Ya karna gue gak suka sama lo, gue gak cinta sama lo, dan karna gue--" seketika ucapan Hana tergantung, kata-katanya tiba-tiba habis.
Gema masih fokus mendengarkan cewek itu berceloteh.
"Apa? Karna gue apa?" tanya Gema.
Hana memutar otak secepat mungkin, berusaha menemukan jawaban yang tepat agar ia bisa cepat pergi dari sini.
"Karna gue udah punya pacar!"
DEG!
Bego! Apa yang tadi mulutnya ucapkan? Kenapa Hana mengucapkan bahwa dia sudah punya pacar? Sudahlah kita lihat saja selajutnya.
Tawa Gema menggema keseluruh ruangan, beberapa cowok disana malah jadi fokus pada sejoli ini. Gema tak kuasa menahan ketawanya lagi.
Sementara itu tangan Hana mengepal dengan erat, cewek itu begitu kesal dan marah dengan cowok dihadapanya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...