"AWAS LO BANGSAT!"
BUGH!
Seketika semua orang yang ada ditempat itu langsung berteriak kaget saat seorang cowok tiba-tiba datang dan langsung melayangkan pukulan keras tepat diwajah Bima. Bima terpental hingga cowok itu menabrak tungku api hingga membuat adonan yang tengah dimasak jatuh kelantai.
Hana syok melihat kedatangan Gema yang entah dari mana asalnya. Hana langsung mundur, menjauhkan dirinya agar tak menjadi sasaran mentah dari Gema maupun Bima.
"Jangan pernah berani sentuh milik gue!"kata Gema begitu tajam, amarahnya menggebu-gebu pada cowok yang berusaha kuat untuk bangun dari posisinya.
"Oh, akhirnya pacarnya dateng juga," Bima bangkit, cowok itu langsung berdiri tegap seolah santai menghadapi situasi yang sepertinya sudah amat familliar denganya ini. "Mau jadi pahlawan?" Bima berdecih sinis. "Mana ada pahlawan datang telat."
Tatapan maut dari Gema berhasil membuat orang-orang disekitar ngeri melihatnya.
Akibat kejadian itu, orang-roang mulai mengerumuni keduanya, beberapa dari mereka tak lupa mengabadikan pertengkaran hebat yang amat jarang terjadi dan mereka saksikan ini.
"MATI LO BANGSAT!"
BUGH!
Bogeman mendarat lagi diwajah Bima, hingga membuat wajah cowok itu menjadi membiru, tak lama setelahnya mulai keluar bercak darah dari dalam mulutnya.
Tak terima, tanpa aba-aba juga Bima membalas pukulan Gema, cowok itu memukul tepat dipipi kanan Gema. Meski sekali, nyatanya pukulan cowok itu berhasil membuat wajah Gema mengeluarkan bercak darah. Wajar saja, akibat sebuah cincin berbentuk elang yang Bima kenakan ditangan kanan, membuatnya berhasil menggores kulit wajah Gema.
Hana gemetar ketakutan, sekian kalinya ia bisa melihat tepat didepan matanya seorang Gema berkelahi. Keringat dingin mulai bercucuran, kaki Hana juga mulai melemas dibarengi dadanya yang berdebar-debar.
"HEI ADA APA INI?"
Seruan dari sebuah arah berhasil menarik perhatian dari orang-orang sekitar. Dua orang pria bertubuh tegap serta berpakaian seragam hitam putih nampak hadir membelah kerumunan.
"KALIAN JANGAN MENGANGU KETERTIBAN TEMPAT INI!"
Dua orang satpam itu mulai memegangi Gema dan Bima, memisahkan keduanya agar tak saling menghajar satu sama lain. Kedua petugas itu menjauhkan keduanya.
Bima tersenyum miring. "INGAT GEMA, LO GAK AKAN PANTES MILIKIN CEWEK. HANYA CEWEK BODOH YANG MAU JADI KORBAN LO! COWOK PEMBUNUH KAYA LO GAK AKAN PERNAH BISA BAHAGIA! CAMKAN ITU!"
Hana terdiam tak berkutik, tubuhnya tiba membatu setelah mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Bima. Hana menatap wajah Gema, cowok itu semakin membara-bara. Pikiran Hana memutar ucapam Bima tadi, apa mungkin yang Bima ucapkan itu benar?
"SETELAH LO BUNUH SAHABAT LO SENDIRI, LO GAK AKAN BISA BAHAGIA LAGI!" seru Bima, sontak berhasil membuat Gema jadi kesetanan. Gema mulai memberontak dan siap menghajar lagi mulut lancang Bima.
Bima tersenyum miring, niat Gema yang akan menghajarnya tak terlaksana akibat tarikan dari seorang satpam yang memegangi tanganya.
Bima berusaha melepaskan tanganya yang dipegang seorang satpam.
Tak lama Hana mendapati dua orang gadis berlarian menuju ke arahnya. Nindi dan Amanda langsung mendekati Hana yang berdiri menyandarkan tubuhnya ditembok, gadis itu amat ketakutan.
"UDAH!" lerai salah satu satpam berusaha membuat kedua remaja ini diam.
Tatapan Gema menuju kearah Hana yang berdiri cukup jauh denganya. Gema memberontak dan menepis kasar tangan satpam yang memegangi tanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...