HALO MY ANGEL!
MAKASIH YANG UDAH MAMPIR!
SELAMAT WELCOME DI PART 44!
PART INI LUMAYAN PANJANG, SEMOGA SUKA YA.
SOK ATUH DIMONGGOIN (PERPADUAN SUNDA-JAWA) HEHEHE
SKUY!
Diujung lorong, Hana mendapati banyaknya murid-murid yang tangah mengerumuni sesuatu, mengerumuni papan mading sekolah.
Hana menghela napas berat, meskipun ia tak bisa melihat apa yang mereka lihat, namun feeling-nya begitu kuat jika mereka semua sedang heboh melihat berita-berita sampah yang ditujukan untuknya, untuk Hana
Ini adalah hari ketiga Hana dalam situasi seperti ini. Tiga hari baginya sangat menyiksa, rasanya Hana ingin lenyap dari muka bumi saat ini juga.
Hari semakin hari, berita sampah itu semakin kejam. Bahkan Hana bisa menemukan jepretan-jepretan foto yang diambil secara diam-diam tersebar diakun-akun gosip sekolah.
Hana begitu takjub, bagaimana mungkin orang-orang itu sangat niat menghanjurkan hidupnya, bahkan hingga menguntiti dirinya? Hana berasa seperti bintang kelas satu sekarang.
Mau bagaimana lagi? Semua jalan menuju kelasnya juga ramai oleh siswa-siswi, tak ada jalan lagi yang bisa ia ambil.
Mau tak mau Hana melewati jalan ini, untung saja menuruti perkataan Nindi untuk menyuruhnya memakai earphone saat bertemu banyak orang demi menjaga hatinya agar tak semakin terkoyak oleh cibiran sampah yang ditujukan padanya.
Hana menudukan kepalanya, pagi tadi ia sengaja memakai hoodie hitam dan topi sekolah dengan harapan orang-orang tak menyadari keberadaanya dengan tampilan yang berbeda.
Hana bernapas legah, sepertinya orang-orang itu amat sibuk dengan apa yang mereka lihat hingga mereka semua tak menyadari keberadaan Hana.
Belum sempat Hana pergi dari kerumunan itu, langkah kakinya terhenti dan kedua matanya terpatri pada 3 pasang sepatu yang berdiri tepat dihadapanya, mengahadang jalanya.
Perlahan Hana mengangkat kepalanya, melihat orang yang menghadang jalanya.
"Wow! Cewek murahan ini balik lagi guys!" seruan gadis yang berdiri ditengah-tengah berhasil menarik perhatian dari para murid yang berdiri didepan mading, semua tatapan tertuju pada Hana saat ini.
Tatapan gadis berambut ombre itu terlihat sinis. Gadis itu berdecih dan lalu tanganya mengambil topi yang Hana kenakan.
"Berani juga dia dateng ke sekolah dengan prilakunya ini. Cewek pelacur, murahan!" katanya sinis. Kini, wajah gadis itu berhadapan tepat dengan wajah Hana.
Hana tak mau menanggapinya, setelah itu ia berusaha meraih topi miliknya yang dipegang oleh gadis itu.
Bukan perkara mudah untuk Hana mendapatkan topinya itu kembali, gadis itu dengan sengaja malah menghindarkan topu milik Hana agar gadis itu tak bisa meraihnya.
"Gak akan bisa lo ambil. Semua orang harus liat muka polos lo ini. Dasar pelacur kecil! Bisa-bisanya lo mencoreng nama baik SMA Mentari?" katanya yang langsung disahuti oleh orang-orang yang setuju dengan ucapanya.
Gemuruh suara orang-orang disekeliling Hana mulai terdengar, kini telinganya mulai memanas, padahal masih pagi. Kalau saja Hana diberikan satu permintaan, ia akan meminta untuk menghilang dari tempat ini saat ini juga. Entah kemana ia akan dibawa pergi, yang jelas kemana saja agar dirinya bisa lepas dari masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...