Bentar lagi demam Butter🙃
Selamat membaca ❤️
Hana menghela napas panjangnya, gadis itu berjalan mendekati seorang cowok yang sedari tadi duduk di sofa seraya memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit nyut-nyutan karna dipukul Hana menggunakan helm.
Hana meletakan sebuah gelas dan sebuah magkuk kecil di atas meja kecil tepat di depan sofa berwarna hijau toska itu, setelahnya Hana menyeret kursi belajarnya dan mendekati sofa itu.
"Lo ngapain sih ke sini?" tanya Hana sebal, bisa-bisanya seorang cowok masuk ke kamarnya dengan cara ekstrem seperti ini.
Cowok itu memandangi Hana, lalu tak lama sebuah cengiran mengarah padanya.
Hana mendengus sebal, lagi-lagi cengiran menjengkelkan itu yang ia lihat lagi.
"Emang gak boleh ke rumah pacar?"kata Gema diakhiri dengan ringisan kecil karna tak sengaja tanganya memegang kepalanya sendiri.
"Salah sendiri masuk ke rumah orang gak bilang-bilang, gue hajar kan tuh pake helm," kata Hana seperti puas telah menghantam kepala cowok itu dengan helm miliknya sendiri. "Tuh kompres pake es batu," suruh Hana.
Gema melihat sekilas sebuah mangkuk kecil disana, tepat di sampingnya ada segelas air putih.
"Perhatian banget, lo kok tau gue lagi haus."
Hana tersenyum remeh. "Gak usah sok ke geeran. Cepetan kompres kepala lo, gue gak mau besok liat anak orang kepalanya benjol terus semua orang bakal hujat gue karna gue pelakunya."
Benar! Pasti Hana yakin, berita kecil pun tentang Gema pasti akan menjadi berita besar bagi para penggemar-penggemarnya di sekolah, yang ada Hana malah kena hujat besok.
Sebenarnya batin Hana juga merasa kasihan pada cowok ini, ya mau bagaimana lagi? Itukan gak sengaja dan refleks terjadi begitu saja. Lagian ngapain malem-malem masuk kamar gadis?
Hana melihat ada sebuah benjolan biru di pelipis Gema, ya mungkin Hana terlalu keras memukulnya tadi.
"Lo gak ada niatan gitu buat bantuin?" goda Gema sebari memberikan senyumanya, biasanya ampuh membuat para gadis-gadis langsung luluh.
"Gak!" tolak Hana mentah-mentah.
Gema menurut saja, cowok itu lalu mengambil es batu yang berada di mangkuk lalu setelahnya menempelkanya begitu saja pada benjolnya.
"Eh bentar," cegal Hana baru teringat sesuatu.
Gema menghentikan aktivitasnya, kedua matanya lalu tertuju pada Hana yang tiba-tiba bangkit dari kursinya dan pergi menuju lemari pakaian, entahlah apa yang cewek itu sedang cari.
Tak lama Hana kembali lagi dengan membawa handuk kecil berwarna merah muda, biasanya sih ia menggunakan handuk ini untuk menyeka keringatnya ada saat olahraga, tapi tak apalah, lagi pula ini belum ia gunakan dan baru ia cuci kemarin.
Gema pun terdiam, membiarkan saja Hana membungkus sebuah es batu dengan handuk kecil itu.
Setelah membungkusnya dengan baik, Hana pun lalu memberikanya pada Gema, Gema langsung menerima dan menyimpan es batu di tanganya.
"Seriusan gak mau kompresin pacarnya?"
"Kan udah gue bilang enggak. Lo bisa gak sih sekali aja gak bilang gue pacar lo."
"Emang kenapa? Kan lo pacar gue."
"Kan gue udah bilang, gue gak mau pacaran sama lo, Gema," pertegas Hana.
"Kenapa? Karna gue kurang keren? Kurang cakep?" Gema berpose dengan gaya andalanya. Sial! Pada saat apapun cowok itu tetap saja ganteng!
Hama menarik napas sebentar. "Bukan karna itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...