24- Diculik

720 80 1
                                    

Jalanan komplek adalah tempat dimana kedua kaki Hana berpijak sekarang. Seperti yang sudah dibilang sebelumnya, Hana tak membawa sepedanya karna memang rusak dan belum sempat ia betulkan. Kedua mata Hana melihat ke kanan dan kiri, mengawasi keadaan sekitar yang sepi hanya menyisakan beberapa kendaraan sepeda motor yang melintas.

Kedua kaki Hana terus berjalan, hanya tinggal menyebrang jalan untuk gadis itu bisa sampai ke taman komplek.

Sebenarnya hati Hana sedari tadi tak henti-hentinya berdegup cepat, ia begitu penasaran namun ada sedikit perasaan takut, bagaimana jika itu orang jahat yang hanya ingin menipunya? Bagaimana kalau itu adalah penjahat yang ingin menculiknya?

Hingga kedua kakinya menginjakan di taman pun Hana masih mengucapkan doa sebanyak-banyaknya, semoga saja itu bukan orang jahat yang berniat seperti yang ada dipikiranya ini.

Tolonglah! Hana hanya ingin tahu siapa orang dibalik penelepon yang terus mengganggunya setiap malam.

Keadaan taman malam ini tak terlalu sepi, ada beberapa pasangan yang datang kesini untuk sekedar makan mie ayam, bakso atau nasi goreng yang amat terkenal di satu komplek.

Rupanya Taman dimalam hari begitu indah, lampu-lampu menghiasi di sepanjang jalan, ini pertama kalinya bagi Hana pergi ke taman malam hari, biasanya ia cuman mau ke taman pada sore hari dengan menggoes sepedahnya.

Ting!

Sebuah suara notifikasi ponselnya terdengar, Hana langsung merogo saku celananya dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Sebuah pesan singkat masuk, dari nomor kontak yang misterius tadi.

Hati: gue di depan air mancur.

Hana langsung melihat ke arah air mancur yang tepat ada di depanya. Hana menyipitkan matanya, melihat dengan baik-baik, namun tak ada siapapun disana.

Hana menghela napas singkat, apa jangan-jangan orang itu ada di balik air mancur?

Hana langsung memasukan kembali ponselnya kedalam saku celananya, setelah itu Hana langsung mempercepat jalanya menuju air mancur yang tepat berada di tengah-tengah taman.

Sesampainya disana Hana dibuat bingung rupanya kedua matanya ini benar-benar tak menemukan siapapun disana. Hana berjalan menuju balik air mancur, namun setelah sampai disana pun Hana tak menemukan apapun, ini benar-benar sepi.

Hana melihat ke sekeliling, benar-benar sepi tanpa ada siapapun disini. Tiba-tiba saja bulu kuduk Hana bangkit, pikiranya sudah tak keruan, apakah Hana dikerjai?

Hana mengambil lagi ponselnya untuk mengabari orang misterius itu. Hana mengirim beberapa pesan, namun masih centang satu abu-abu, itu tandanya pesan hanya terkirim tanpa dibaca.

Hana harus sabar, mungkin saja orang itu masih menuju ke sini. Hana melihat lagi ke ponselnya, belum ada balasan yang ia terima.

"Emmmm, emmmm!"

OH NO! Apa ini?!

Hana tak bisa bernapas dengan biasanya, mulut dan tanganya dibekam oleh sebuah tamgan dingin dan lebar, Hana mencoba melepaskanya namun tenaga dari orang itu rupanya lebih kuat darinya.

Hana berfikir sejanak, lalu dengan kekuatanya ia keluarkan semua demi bisa melepaskan tangan kurang hajar itu. Seraya tanganya melepaskan tangan itu, Hana menginjak kaki sosok di belakangnya dengan cukup keras hingga membuat si sosok itu menjingjitkan kaki kesakitan

"Hahaha."

Bukan sebuah ringisan yang Hana dengar dari cowok itu, tiba-tiba saja cowok itu tertawa yang sontak membuat kening Hana berkerut, apakah cowok itu langsung kesurupan akibat dibanting olehnya?

Pacar Dari Neraka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang