SEBELUM BACA PART 11, YO AKU MAU NGINGETIN UNTUK VOTE DAN KOMEN^^
ALAN NAIZER #TANYAPENULIS CHAPTER 2?
COMING SOON. ADA PENULIS NOVEL WATTPAD TERKENAL YANG AKAN AKU TANYA-TANYA. SO, STAY TUNE!
Enjoy the reading....
Nindi menatap kedua temanya dengan tatapan yang diartikan sebagai tanda bahwa dirinya mengajak Amanda dan Hana untuk melihat ada apa sebenarnya di sana.
"Please deh, gak usah, gue lagi bac--"
Belum sempat Hana menyelesaikan perkataanya, kedua temanya itu langsung hilang dari pandanganya. Hana menghela napas berat, gadis itu melihat ke arah kerumunan di arah pintu masuk kantin. Ya, benar saja, Hana menemukan Nindi dan Amanda sedang berdiri di barisan paling belakang.
"Ada apa sih? Liat, jangan?" tanyanya jadi bimbang. Kalo liat males, paling itu anak badboy yang lagi adu kekuatan. Kalo gak di liat, malah jadi penasaran sendiri. Haduh! Hana jadi bingung.
Hana berusaha mengacuhkan saja, cewek itu berusaha membaca sebuah paaragraf di buku Fisika yang ia bawa.
Hana masih berusaha keras untuk tidak mendengar suara-suara yang bersumber daei kerumunan itu yang kini mereka semua mulai heboh masing-masing.
Mata Hana seolah mencuri pandang ke arah kerumunana itu. Hana tak dapat melihat dengan jelas siapa yang sedang berkelahi, yang pasti Hana sekarang mulai penasaran.
"HANA! CEPET SINI!"
Suara lengkingan itu mengagetkan Hana, Hana langsung melihat si pelaku yang ternyata Nindi. Gadis itu melambaikan tanganya menyuruh Hana agar menghampirinya.
"Kesana jangan?" batin Hana mulai bimbang lagi.
Dara menghela napas berat. "Yaudah gue liat!" katanya pasrah.
Hana pun bangkit dari kursinya, dengan langakah lebar dan mantap cewek itu mendekati kerumunan, menghampiri Nindi dan Amanda yang sudah duluan di sana.
Setelah sampai dan bergabung dengan Nindi, Nindi pun menarik pergelangan tangan Hana yang dapat membuat Hana tersentak bukan main.
"Misi dong, misi,"kata Nindi membelah kerumunana, untung saja tubuh ketiganya gak terlalu lebar, begitulah enaknya punya badan slim.
Berhasil! Ketiga gadis itu sekarang sudah berada di barisan terdepan. Ketiganya sontak saja menunjukan ekspresi yang mengejutkan, mereka bertiga melihat jelas siapa pelaku yang sedang bertarung itu.
"Ayo, ayo!"
"Lo pasti bisa, fighting!"
"Hajar terus, hajar"
Seru para penonton tak ubahnya seperti menyaksinya pertandingan MMA.
Hana jadi meringis sendiri melihat satu cowok itu menghajar tepat di tulang pipi lawanya. Hana jadi ngilu sendiri sekarang.
"Wah keren ini, harus gue abadikan," kata Nindi lanngsung merogo saku roknya dan mengeluarkan ponselnya dari sana.
BUGH!
Sampai dimana Hana menyaksikan dengan kedua mata kepalanya sendiri kalau lawanya yang tak berdaya itu terhempas begitu saja hingga tubuhnya membentur keras dinding kantin.
"Ngaku lo bangsat!" katanya murka, wajah Gema kini berubah menjadi orang yang kesetanan. Wajah cowok itu memerah seperti dibakar api yang sangat panas.
Cowok yang sudah babak belur itu hanya bisa mengangjat salah satu tanganya kedapan Gema, cowok itu memberikan sebuah tanda kalau dirinya sudah tak kuat lagi untuk melawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Fiksi RemajaMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...