Hana melangkahkan kakinya menelusuri lorong kelas dengan penuh kebingungan. Gadis itu sedikt risih mendapati banyaknya pasang mata yang secara terang-terangan mengamati dirinya sepanjang koridor. Sebenarnya ada apa ini? Apa yang baru saja ia perbuat?Hana menarik napas dalam, berusaha berfikir sepositif mungkin dan menepis jauh-jauh pikiran buruknya. Anggap saja dirinya ini sedang berjalan di karpet merah ajang penghargaan yang biasa lia lihat setaun sekali di Televisi.
Tepat lima langkah lagi dirinya sampai di kelas, tiba-tiba saja seosok gadis bertubuh gempal keluar dari kelas dengan tergesa, jujur membuat Hana heran.
"Na!" serunya dengan keras.
Nindi berlari menuju Hana, saat itu juga tanganya mencekal pergelangan tangan Hana.
Hana bingung, kenapa gadis itu terlihat sangat aneh? Kenapa ia seperti orang yang tergesa-gesa?
"Anter gue ke kantin yuk! Lo belum makan, kan?" tanya Nindi, nada bicaranya sedikit terburu-buru.
"Gue simpen tas dulu deh."
"Udah gak usah! Anterin gue ke kantin aja. Cepet!"cegal Nindi.
"Gue nyimpem tas dulu, Nin. Sebentar doang. Nanti abis itu gue anter lo ke kantin."Hana melepas cekalan tangan Nindi, gadis itu melewati Nindi untuk masuk ke kelas. Belum sempat ia melakukan niatnya, pergelangan tanganya tiba-tiba dicekal kembali oleh Nindi.
"Kenapa sih, Nin?"
"Jangan masuk deh, Na!"
Hana menghela napas pelan, ada apa sih dengan temanya ini? Kenapa ia terlihat seperti melarangnya untuk masuk ke kelasnya sendiri? Sebenarnya apa yang terjadi?
Hana menarik napas dalam, setelahnya ia menepis tangan Nindi dari pergelangan tanganya, gadis itu benar-benar telihat jelas menghalanginya untuk masuk, dan itu semakin membuat bingung Hana.
"NA, JANGAN MASUK!"teriak Nindi berusaha mencegah.
Hana tak memperdulikan itu, gadis itu menerobos masuk demi mengetahui apa yang terjadi hingga dirinya dihalangi masuk oleh Nindi.
Baru saja ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas, tiba-tiba saja suasana akward menyambut kehadiranya. Tatapak dari orang seisi kelas membuat langkahnya terhenti diambanh pintu.
Hana semakin bingung, sebenarnya ada apa ini?
Sebagian dari murid menatap ke arah lurus, seolah memberikan Hana kode untuk menatap ke arah yang sama yang mereka lihat.
Lagi-lagi kening gadis itu membentuk garis samar, ada apa ini?
Papan tulis putih, saat melihat benda itu membuat kedua mata Hana membola. Bukan tanpa sebab, sebuah coretan yang memenuhi papan tulis itu membuatnya terdiam dan membaca secara seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...