Pagi ini Hana sudah di kejutkan dengan orang-orang yang memberinya tatapan beragam, semua nampak berbisik dan membicarakan Hana selama cewek itu berjalan masuk menuju kelas.
Hana jadi risih sendiri, sebenarnya ada apa ini? Mengapa semua orang seolah tertarik untuk menggunjingkan dirinya?
Hana mengedarkan pandangan di kelas, Amanda dan Nindi pagi-pagi seperti ini sudah datang dan duduk di kursinya. Hana lalu berjalan menuju tempat duduknya.
Melihat kehadiran temanya itu, Hana langsung di serbu dengan Amanda dan Nindi, kedua gadis itu menyoroti Hana dengan tatapan aneh tak seperti biasanya.
"Kalian kenapa?" tanya Hana bingung.
Tatapan mencurigakan tergambar dikeduanya.
"Menurut kabar dari anak-anak yang ekskul, lo kemarin pulang sama Gema?" tanya Nindi menyipitkan matanya.
DEG!
OH MY GOSH! Kenapa berita ini cepat sekali menyebar seperti petasan? Sebenanrya Hana sudah yakin ini akan terjadi, namun saatnya kapan dia tidak tahu, dan kali ini Hana harus menghadapi ini.
"Seriusan?" tanya Nindi yang menunggu kejelasan dari Hana.
Hana menghela napas sebentar. "Bukan gue yang minta dianter, dia aja yang maksa gue," ucap Hana berusaha menjelaskan yang sesungguhnya.
"Tapi lo beneran di anter Gema?" tanya Amanda yang ikut-ikutan kepo.
Hana melihat ke arah Amanda. "Iya."
BRAKKK!!
Tangan Nindi menggebrak meja dengan cukup keras, membuat beberapa orang di kelas terpelonjat kaget, tak terkeculi Hana.
"Gila, keren banget. Lo pake pelet apa, Na?" tanya Nindi.
Hana menyoroti gadis itu dengan tatapan elangnya.
"Ngapain gue segala pake pelet, gak perlu kaya gituan," katanya membela diri.
"Ya iya sih, setara kan lo cantik ya," kata Nindi jadi heran sendiri kenapa ia barusan berkata seperti itu.
"Terus lo gimana? Ditembak sama Gema?" tanya Amanda.
Hana menghela napas berat, kenapa sih pagi-pagi ia sudah diintrogasi saja.
"Kan gue udah bilang, Nda. Gue gak suka sama dia. Meskipun dia cakep kek, kaya kek, gue gak suka sama dia," pertegas Hana.
BRAKKK!
Suara pintu kelas digebrak dengan amat keras sepenuh tenaga, membuat seisi kelas sekarang terpelonjat kaget bukan main. Semua mata tertuju pada satu arah, sang pelaku yang berdiri diambang pintu.
Cowok berpenampilan acak-acakan, berambut yang ia tata, kancing seragam yang ia buka seluruhnya hingga memamerkan kaus hitam dibalik seragam itu. Ya penampilan tak keruanlah.
Semuanya diam tak mengeluarkan suara. Tak terkecuali Hana, cewek itu juga masih syok mendengaf gebrakan maha dasyat itu, jantungnya serasa habis berolahraga keras.
"Mana yang namanya Hana," ucap cowok itu dengan suara yang mengerikan.
DEG!
Kini jantung Hana bekerja lebih keras, memkmpa darah lebih cepat dari biasanya. Hana meneguk salivanya dengan amat-amat susah payah. Seorang yang sedang mencarinya nampak sangat menyeramkan.
"Mana yang namanya Hana?" ucap cowok itu sekali lagi.
Semua pandangan mata langsung tertuju pada satu arah, telunjuk mereka langsung mengarah pada gadis yang duduk di sebelah jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Fiksi RemajaMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...