33- Tempat apa?

441 67 260
                                    

"Lepasin!" paksa Hana. Gadis itu berupaya melepaskan pergelangan tanganya yang dicengkram oleh tangan Gema.

Hana kesal pada cowok yang menariknya ke parkiran ini. Bagaimana tidak? Saat baru saja dirinya keluar dari kelas tiba-tiba saja cowok ini datang dan langsung menarik pergelangan tanganya tanpa persetujuan dari Hana.

Kalo masalah cengkraman Gema yang cukut kuat sih gak masalah bagi Hana, tapi ini loh manusia-manusia disekitar yang terus-terusan melihat kearahnya. Bisikan-bisikan ketidaksukaan pun terdengar jelas dikedua telinga Hana.

Hana jelas tahu kalau para penggemar Gema bukanlah gadis-gadis biasa. Kalian masih ingatkan pelabrakan yang terjadi di toilet waktu itu? Siapa lagi kalau bukan pelakunya dari golongan pecinta Gema.

Setelah dirinya berkali-kali mencoba melepas cekalan tangan Gema, Hana merasa legah karna cowok itu kali ini mengabulkan permintaanya.

Hana melihat tanganya yang dicengkram Gema itu, sedikit meninggalkan bekas merah disana. Sial! Cowok itu sangat kasar jika menggenggam tangan wanita.

"Nih," kata Gema. Tiba-tiba saja cowok itu menyodorkan sebuah helm kepada Hana.

Hana melihat sekilas, setelahnya gadis itu memutar bola mata jengah. Ia jelas sudah tahu kalau Gema akan menculiknya untuk kesekian kalinya.

"Cepetan, tangan gue pegel."

Apaan? Kenapa cowok itu mengeluh seperti itu?

Sebenarnya ada upaya untuk menolak, namun setelah cowok itu berbalik badan dan melihat kearahnya, Hana dapat melihat wajah sangar yang Gema tunjukan padanya. Hana ngeri, tak bisanya cowok itu mencetak wajah sesangar itu didepanya, biasanya juga pasang wajah tengil bin ngeselin dan sok manis.

Hana menghela napas berat, dia hanya berdoa kalau perintah dari Gema termasuk pahala karna membantu sesama, lagipula gak baik menolak ajakan.

Dengan sedikit kesal gadis itu merebut helm yang Gema sodorkan kepadanya, gadis itupun langsung memakai helm dan meng-klik pengait helm.

Setelah memastikan bahwa pacarnya ini mengenakan helm dengan benar, Gema berbalik badan dan mulai menaiki motor ninja yang biasa ia bawa. Cowok itu mengeluarkan motornya dari jajaran motor-motor yang terparkir.

Deruman suara mesin motor Gema terdengar sangat nyaring ditelinga. Setelah motor itu siap dianaiki, Hana langsung menaiki saja dan duduk dibelakang.

"Udah?"

"Udah," pasrah Hana.

Tak sama Gema menginjak gigi mesin, cowok itu melihat kebelakang demi memastikan tidak ada kendaraan yang akan lewat. Setelah itu Gema langsung melajukan motornya, melesat keluar dari area sekolah.

Hana menarik napas dalam-dalam, berusaha acuh yang terjadi disekitar. Hana dapat melihat lagi orang-orang yang mulai memandang ke arahnya. Tuhkan! Hana benar-benar menjadi artis sekarang!

"Lo mau culik gue kemana lagi sih?" tanya Hana sedikit mengencangkan suaranya karna suara angin lebih kencang.

Entah memang sengaja atau tidak, sang pengendara motor agaknya tak ada niatan untuk menjawab pertanyaan yang Hana lontarkan, Gema diam dan fokus melihat ke arah depan.

Hana menghela napas sebentar. Apakah Gema juga memiliki malasah pendengaran kalau sedang naik motor?

Hana berusaha diam saja, dirinya hanya bisa berpasrah pada Gema saja, entah akan kemana dirinya culik kali ini yang pasti Hana berdoa kalau tempat yang mereka akan tuju adalah tempat yang bermuatan positif.

Jalanan siang hari ini ramai, namun entah kenapa ramainya jalanan ibu kota tak seramai hari-hari sebelumnya. Jalanan terkesan agak longgar hingga mobil ataupun motor bisa melajukan kendaraanya dengan kecepatan diatas 40 Km.

Pacar Dari Neraka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang