OH HAI MY ANGEL!!
COMING SOON #TANYAPENULISCH3
I am very grateful to all of you. Terus support cerita ini ya.
Jangan lupa untuk request siapa guest yang akan aku interview di #TanyapenulisCH3
JANGAN LUPA KOMEN REQUEST KALIAN!!
SELAMAT MEMBACA
Bruk!
Suara yang cukup memekakan telinga itu berasal dari suara setumpuk buku paket yang berbenturan dengan kerasnya meja kantin yang terbuat dari kayu jati.
Hana dan Nindi saling melihat baik-baik tumpukan buku dihadapanya, memastikan bahwa ini nyata. Keduanya lalu bertatapan dan seolah langsung saling berbicara melalui telapati.
Sang pembawa buku agaknya terlihat sangat santai dibanding kedua gadis yang duduk dihadapanya. Ya! Amanda hari ini sedang rajin-rajinya meminjam buku dari perpustakaan. Entah sudah berapa puluh buku yang dirinya sudah baca dari pagi, namun kelihatanya cewek itu masih sehat-sehat saja membaca ratusan lembar dalam sehari.
"L-lo, sehat, 'kan?" tanya Nindi sedikit terbata. Nindi hanya memastikan saja kalau Amanda tidak sedang kerasukan siluman buku hingga dirinya rajin sekali membaca buku hari ini.
Amanda memberikan tatapan datar, gadis itu benar-benar terlihat amat tenang tanpa ekspresi.
Begitulah Amanda, gadis itu lebih pendiam dan lebih menggunakan waktu senggangnya untuk membaca buku. Kebetulan sekali, seolah dunia sedang berpihak pada Amanda. Satu pelajaran di jam pertama adalah jam kosong, guru Matematika absend mengajar hari ini. Kesempatan sekali bukan untuk Amanda membaca buku?
"Lo gak puyeng apa baca sebanyak ini?" tambah Hana. Hana bisa memastikan bahwa buku yang Amanda bawa lebih dari 5 buku. Meski hanya 5 buku, namun setiap buku memiliki ketebalan minimal 400 lembar. Wagilaseh... Puyeng pasti bacanya.
"Gue mau tamatin hari ini." akhirnya Amanda membuka suara. Singkat, namun berhasil menbuat Hana dan Nindi membelalakan mata takjub.
"Gak salah gue pilih temen. Pinternya kebangetan," seru Nindi bangga.
Amanda tersenyum kecil. Mungkin hal yang biasa baginya, tak biasa bagi orang lain.
"Kan lo tau sendiri penilaian akhir semester bentar lagi," cetus Amanda.
"Oh iya gue lupa!" heboh Nindi. Tiba-tiba saja ia lupa akan hal itu. Kurang lebih 4 bulan lagi mereka akan menhadapi ujian akhir semester, dan kalian tahukan? Betapa pentingnya hasil nilai diulangan kenaikan kelas?
"Ya ampun. Mana gue belum belajar, belum ikut kelas tambahan, belum...." Nindi sengaja menggantungkan ucapanya. Hana dan Amanda yang sedari tadi mendengarpun mulai penasaran dengan kelanjutan ucapan Nindi. "Mana gue belum makan," lanjut Nindi langsung mengelus-elus perutnya.
Hana dan Amanda tepuk jidat, sialnya mereka rela menunggu gadis itu melanjutkan ucapanya.
"Gue pesen bakso dulu ya," kata Nindi, wajahnya tiba-tiba memelas seperti orang 5 tahun belum makan. "Anter gue ke warung mang Jaja dong," rengek Nindi.
"Lo aja deh, gue lagi pengen denger lagu," kata Hana beralasan.
Permintaanya tak dikabulkan oleh Hana, Nindi beralih melihat ke Amanda, siapa tahu saja cewek itu mau menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Ficção AdolescenteMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...