Hana mengaduk mie instan didalam panci, gadis itu tersenyum setelah melihat asap yang mengepul keudara, menandakan bahwa mie instanya sudah matang.
Gadis yang rambutnya dikuncir ala-ala messy bun ini mengambil saringan yang tergantung ditempat yang memang khusus untuk menggantung alat-alat masak. Hana memindahkan mie instanya kedalam mangkuk yang sebelumnya sudah ia masukan bumbu-bumbu dari kemasan mie instan itu.
Hana menambahkan kuah dengan air hangat, setelahnya gadis itu mengaduk-aduk mie instanya agar semua bumbu menyatu padu.
"Sebuah kenikmatan yang HQQ," Katanya seraya mencium aroma yang ditimbulkan mie instan itu.
Hana beranjak dari dapur, gadis itu langsung menuju ruang tengah dimana ia sedang asik menonton serial Netflix disana.
Gadis itu mendudukan tubuhnya di sofa dan meletakan mie instanya diatas meja.Hana memejamkan matanya, membaca doa makan di dalam hatinya. Setelah mengucapkan kata "Amin" dirinya langsung mengambil mangkuk mienya lagi dan meniup mie yang masih panas itu. Mulutnya terbuka lebar, untuk menerima makanan itu masuk kedalam mulutnya.
Ting!
Ponsel Hana berbunyi nyaring, tiba-tiba saja malam-malam begini ponselnya menampilkan sebuah notifikasi. Hana melirik ponsel yang ia letakan diatas meja. Niat Hana yang akan melahap mienya tercegal oleh ponselnya. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk menyantap mie, meletakan mangkuk dan segera melihat pesan yang masuk.
Hana membuka ponselnya, setelah ia melihat sebuah nama kontak pengirim pesan, tiba-tiba saja sebuah senyuman muncul di bibirnya. Wah ada apa gerangan sang Ibu mengirimnya pesan?
Mama:
Surprice! Mama akan pulang ke Indonesia lusa. Ternyata bos Mama izinin Mama untuk ambil cuti dan bisa pulang ke Indonesia. Mama pulang lusa ya sayang. Gak sabar banget pengen ketemu anak Mama.Hana senang bukan main, gadis itu bersorak-sorak gembira didalam hatinya. Tak lama lagi ia akan melepas rasa rindu pada Mamanya ini.
Namun setelah lama berbahagia, sebuah pikiran muncul dikepalanya secara tiba-tiba. Hana yang tadinya berdiri melompat-lompat pun akhirnya mengambil posisi duduk secara perlahan.
Raut wajah yang tadinya senang kini berubah jadi raut wajah gundah, seperti ada yang mengganjal.
"Gue mau kasih Mama apa ya?" tanyanya pada diri sendiri.
Menurutnya kedatangan Mamanya kembali ke Indonesia harusnya mendapat sebuah sambutan. Meski bukan sambutan yang meriah, setidaknya ia memberikan Mamanya itu sebuah hadiah istimewa sebagai hadiah sambutan kepulangan Mamanya ke tanah air.
"Gue harus ngasih apa?" tanyanya lagi. Hana langsung membuyarkan lamunanya, cepat-cepat gadis itu mengutak-atik ponselnya lagi, membuka pesan obrolan grup.
[Ciwi-ciwi]
Hana:
Guys, pada sibuk gak?Hana menunggu seraya memikirkan sebuah hadiah yang cocok untuk ia berikan pada Mamanya nanti.
Tak perlu menunggu lama, Hana merasakan ponselnya bergetar dan menampilkan sebuah notifikasi pop-up.
Nindi:
Apa nih? Tumbenan lo yang buka topik. Ada apaan?Hana:
Amanda mana?Nindi:
Si Amanda suka kebiasaan, kalo online tapi gak pernah bales. Nyimak aja sono!Amanda:
Bentar, gue lagi baca halaman terakhir buku yang gue baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Novela JuvenilMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...