55- Opini Gema

337 37 5
                                    

Suasana tiba-tiba hening, baik kedua belah pihak tak ada yang membuka suara setelah kata itu terlontar dari mulut Gema.

Hana masih menunggu kejelasan tentang apa maksud dari ucapan Gema tadi.

"Maaf untuk udah kenal gue. Lo telah mengambil keputusan yang sangat baik."

Kening Hana membentuk sebuah kerutan dalam, otaknya diperas untuk berusaha menangkap dan mengerti maksud dibalik ucapnya Gema tadi. Ah! Namun Hana tak bisa mengerti maksud dibalik ucapan Gema tadi.

Setelah kata-kata itu keluar dari mulutnya, Gema tak menatap wajah Hana, hanya ada raut wajah datar yang cowok itu tunjukan. Hana tak bisa menangkap arti dibalik wajah itu.

Hana diam mematung, tatapan lurus menuju cowok itu berusaha meminta kejelasan lebih melalui tatapanya.

Keheningan menghampiri lagi, kini tak ada suarapun yang mengisi ruang kamar Hana untuk waktu yang cukup lama.

"Maksud lo?" tanya Hana memberanikan diri angkat bicara.

Tak ada balasan dari Gema, cowok itu masih memasang ekspresi wajah datar.

"Maaf gue udah langcang nanya ini. Gue tau gue salah," ucap Hana mengakui kesalahanya. Ini yang sebenarnya mengganjal dihatinya beberapa hari terakhir ini.

Mendengar ucapan dari Hana, Gema menolehkan kepalanya, menatap gadis yang tengah berdiri itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Tubuh Hana menjadi kaku sekarang, melihat wajah Gema itu membuat semua kenangan manis yang cowok itu ciptakan untuknya kembali terlintas dikepalanya.

Hana tahu ini sangat sulit, bahkan mungkin tak ada satu rumus dari matematikapun yang bisa ia gunakan untuk menjelaskan ini semua.

Yang pasti Hana tahu sekarang, semuanya sudah berakhir, kisah hubungan dirinya dengan Gema tak bisa berlanjut lagi.

Keadaan menghening lagi, cowok itupun kembali menatap lurus kedepan.

Hana jadi bingung lagi sekarang, ia tak tahu harus berkata apa lagi, tiba-tiba semuanya menjadi sebuah kecanggungan yang tak berujung.

"Gue...."

"Gue balik," kata Gema mendahului, bahkan sebelum Hana menyelesaikan ucapanya.

Cowok itu lalu bangkit dari duduknya dan langsung mengambil jaket dan kaus yang dilumuri bercak darah. Gema segera beranjak dan memanjat jendela kamarnya lagi.

Hana hanya bisa menatap kepergian Gema, sungguh suasana seperti ini membunuh dirinya.

Hana tak tahu harus bagaimana sekarang ini. Hana tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Tubuh Hana melemas tiba-tiba, iapun mendudukan tubuhnya diujung temoat tidurnya, tatapanya kosong ke arah depan.

Apa mungkin Gema sangat marah kepadanya hingga Gema saja mendukung keputusanya? Atau adakah alasan lain dibalik ini semua yang sampai kini Hana tak tahu jawabanya? Apa yang sebenarnya terjadi?

-oOo-

Pagi ini Hana dikejutkan dengan kabar bahwa Amanda sudah tak bersekolah lagi di SMA Mentari. Dari kabar yang ia dengar, Amanda memutuskan untuk pindah keluar negeri bersama orang tuanya.

Pacar Dari Neraka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang