(REUPLOAD)
TADI ADA KESALAHAN
TARIK SIS... SEMONGKO!
EH MASIH JAMAN GAK SIH?
UDAH AH LAMA!
Hana tengah sibuk menyelesaikan tugasnya yang hampir selesai, ia baru ingat jika hari ini adalah jadwal kelasnya mengumpulkan tugas bahasa indonesia, dan sedari tadi Ahmad sudah meminta buku tugas miliknya untuk segera dikumpulkan.
"DOR!"
Sial! Hana terpelonjat kaget saat itu juga. Pagi-pagi begini ia harus mengikuti senam jantung dadakan. Gadis itu menoleh ke arah sang pelaku yang sudah menatapnya dengan sebuah seringai seolah tak berdosa apapun.
Nindi cekikikan dan langsung megambil posisi duduk dikursinya, tepat satu barisan didepan kursi Hana.
"Serius amat," gerutu Nindi.
"Penting masalahnya, gue gak mau kena ceramah guru bahasa indonesia," kata Hana mulai melanjutkan aktivitas menulisnya.
"Lihatlah gue, apakah gue perduli dengan tugas itu? Tentu tidak!"
"Paling juga lo dapet ceramah 4 jam dari guru bahasa Indo. Dan yang paling menyakitkan dan membuat kedua telinga lo memanas, pas dia ngebandingin lo sama anaknya yang kuliah di LA," cetus Amanda.
Nindi menatap ke arah Amanda dengan sok cantik, gadis itu mengaitkan helaian rambutnya kebelakang daun telinga.
"Gak papa. Gue denger-denger anaknya itu cowok, katanya sih cakep. Ekhem... Gue bisa kali jadi calon mantunya," kata Nindi dengan tingkat kepercayaan diri melebihi apapun didunia ini.
"Jangankan anaknya guru Indo. Empat bulan lalu aja anak Mang Barjo nolak lo," cetus Amanda.
"Et! Sejak kapam gue suka sama anaknya Mang Barjo. Lagian anaknya Mang Barjo cewek semua," balas Nindi kesal.
Amanda terkekeh lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, menghentikan percecokan yang tak akan ada hentinya. Gadis itu beranjak dan segera menyimpan tas ditempat duduknya.
Nindi membalikan tubuhnya lagi, menatap ke arah Hana lagi.
Tatapan gadis itu menyelidik, tak biasanya ia melihat Hana yang amat serius mengerjakan tugasnya, biasanya juga ia akan santai, namun jika sudah terdesak pasti mencari contekan kepadanya atau ke Amanda. Ya pasti gadis itu sedang terdesak sekarang.
Mata Nindi melihat Hana dari bawah hingga atas, memang ya tuhan terkadang menciptakan manusia tidak adil, bagaimana mungkin temanya ini begitu sempurna dari atas sampai bawah? Sangat cantik!
Namun Nindi merasakan aura yang berbeda dari temanya itu, seperti ada sesuatu yang mengubahnya menjadi lebih beraura. Nindi mencari kira-kira apa yang membuat gadis ini nampak berbeda hari ini.
"Wah! Apaan tuh!" seru Nindi melengkingkan suaranya hingga membuat Hana tersentak pelan, bahkan Amanda pun langsung menengok ke arah Nindi.
"Widih! Keren banget kalung lo, Na" takjub Nindi seraya menunjuk kalung yang Hana kenakan.
Hana menghentikan aktivitasnya, ia meraba lehernya, memegang kalung yang Nindi maksudkan. Ah! Ternyata kalung yang Gema berikan padanya semalam.
Hasrat penasaran Amanda muncul, gadis itu mendekat dan menarik kursinya. Gadis itu juga tak mau ketinggalan melihat kalung yang Hana kenakan.
"Iya, Na. Bagus banget. Lucu," komentar Amanda.
"Iya lucu banget. Kaya gue!" Nindi menangkup kedua pipinya dengan kedua telapak tanganya, bibirnya agak ia majukan, matanya terpejam, terlihat dibuat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Roman pour AdolescentsMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...