5 HARI LAGI!
#TANYAPENULIS CHAPTER 3!
SIAP KETEMU KAK PUTRI AZZAHRA?? NGOMONGIN APA AJA YA?
30 AGUSTUS 2021 | 13.00 WIB
ONLY ON YOUTUBE CHANNEL KATANYALAN"Parah sih ini. Gue kesel banget! Kita gak bisa diem aja, Ma," cetus Gibran menggebu-gebu, jelas ia tak terima wajah tampanya ini harus memar-memar dan satu temanya harus masuk UGD karna kejadian kemarin.
"Si Bima makin dibiarin makin menjadi, Ma. Lo mau diem aja apa?" lanjut Gibran.
Gema tahu ini sangat membuat Gibran bahkan seluruh anggota geng Aliester sangat kesal. Namun ada satu hal yang membuat Gema enggan untuk membalas dendam pada Bima.
"Lo gak mau balas dendam apa?" tanya Gibran sekaligus memberikan usul.
Gema menatap ke arah bawah, jujur ia bimbang harus mengambil keputusan apa.
"Lo aneh tau, Ma. Biasanya lo akan langsung balas dendam kalo udah kaya gini," lanjut Gibran mengoceh. "Lo gak liat, selain muka kita memar-memar gini, kita juga harus ngecet tembok segede ini?"
Gibran menunjuk ke arah tembok belakang perpustakaan yang sangat tinggi dan lebar. Untungnya Pak Joko tak men-skor mereka dan keduanya hanya diminta untuk mengecat tembok belakang gedung perpustakaan sekolah.
Gibran melempar kuas ditanganya kearah embet cat berwarna putih itu. Wajahnya tiba-tiba jadi tak bersemangat dan lesu.
"Capek gue!" keluhnya lalu langsung menyeret kursi bekas yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Gema masih tertegun, ia berusaha mencari keputusan yang lebih baik. Bagaimanapun Gema tak boleh menggunakan kekerasan terus menerus. Gema ingat tentang janjinya pada Hana. Janji tetaplah janji, meski hubungan keduanya telah usai, Namun janji tetaplah harus dilaksanakan.
"Gak akan ada cara kekerasan," kata Gema dingin, nada bicaranya terdengar cukup berat, cowok itu berusaha meredam emosinya.
Gibran menatap Gema dengan tatapan tak percaya. Kemana Gema yang ia kenal? Gema yang selalu mencetak masalah dan selalu menyimpan dendam. Kenapa Gema tiba-tiba berubah dan mencintai damai?
Gema tak memperdulikan tatapan dari Gibran, cowok itu lebih baik melanjutkan pekerjaanya untuk mengecat tembok. Gema ingin cepat-cepat selesai agar dirinya bisa beristirahat dikelas.
"Tapi masa kita diem aja sih, Ma?" kata Gibran masih tak puas dengan keputusan Gema barusan.
Gema memilih untuk diam beberapa saat hingga membuat Gibran berdecak kesal.
"Gue akan buat perhitungan sama dia."
Sontak, perkataan Gema tadi membuat Gibran menolehkan kepalanya lagi, menatap ke arah Gema.
"Perhitungan?" tanya Gibran meminta kejelasan.
"Gue akan bikin perhitungan. Tapi tunggu sampai batas sabar gue abis," kata Gema memperjelas.
Tubuh Gibran tiba-tiba bergidik sendiri, kenapa ucapan Gema barusan terdengar begitu mengerikan? Tiba-tiba Gibran dapat merasakan emosi yang terpendam dari diri Gema.
"Gue akan dukung lo, Ma!" seru Gibran menyetujui keputusan yang Gema buat.
-oOo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...