Semakin lama dirinya putus dengan Gema, Hana semakin jarang melihat cowok itu disekolah. Dengar-dengar, Gema sedang rajin-rajinya bolos sekolah seminggu terakhir ini.
Sebenarnya Hana tak memperdulikan tentang itu, hanya saja setiap insan yang ia temui disekolah, selalu membahas tentang Gema. Sungguh, Hana sangat muak mendengarnya!
Hana menggelengkan kepalanya, ia lalu melanjutkan perjalananya yang sempat tertunda. Bisa gawat kalau Bu Nani menyuruh dua suruhanya lagi untuk mencarinya.
"Awas!"
Hana tersentak kaget saat mendengar suara dari arah belakang dengan cukup lantang. Hana membalikan tubuhnya, ingin melihat siapa dan apa yang terjadi.
Aws! Sial! Belum sempat ia mengetahui apa yang terjadi, tiba-tiba saja tiga sosok menghantam tubuhnya hingga ia terdorong beberapa langkah kebelakang. Untung saja ia tak terjatuh ke lantai.
"Maaf gue gak sengaja."
Hana mendengus kesal, ia lalu merapihkan seragamnya yang sedikit berantakan.
"Lo gak papa?"
Hana melihat ke arah sang pelaku.
Deg
Hana terpaku. Seminggu tak melihat wajah cowok itu, sekarang ia melihatnya, bahkan tepat didepanya.
"Ayo, Ma, cepatan, itu pak Joko udah makin deket," seru Nando memberikan intrupsi.
"BERHENTI KALIAN!"
Bukan hanya Gema, keempat murid itu langsung menoleh ke arah sumber suara yang sangat lantang itu. Rupanya Pak Joko sudah berdiri diujung koridor dengan membawa penggaris kayu yang sangat panjang. Ah! Jika ketiga cowok ini tertangkap, mati sudah!
"Yaudah, makasih ya, Na," pamit Gibran lalu menarik lengan seragam Gema dan Nando. Ketiga cowok itupun berlari kembali dengan cepat.
"BERHENTI! JANGAN LARI!"teriak Pak Joko mencoba mengerjar ketiga cowok itu.
Hana bingung sendiri, sebenarnya apa yang ketiga cowok pembuat onar itu lakukan sekarang sehingga pak Joko benar-benar terlihat amat murka pada ketiganya?
Setelah beberapa saat mengamati kepergian Pak Joko yang mengejar ketiga cowok itu, Hana tersadar dan lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, ia harus segera kembali ke kelasnya.
-oOo-
Suasana canggung saat bertemu dengan Gema masih terasa hingga kini. Jelas saja, sikap cowok itu semakin lama semakin berubah. Hana merasakan cowok itu lebih dingin kepadanya, beda saat keduanya masih memiliki hubungan.
Namun Hana tahu, dirinya dan Gema sudah tak memiliki hubungan lagi sekarang, jadi kenapa ia harus memikirkan Gema? Toh tak ada manfaatnya bukan?
"Hana."
Hana tersentak pelan lalu gadis itu mendongakan kepalanya, melihat Nindi yanh sudah komat-kamit memberikan sebuah kode padanya.
"Itu, Pak Hasan dari tadi manggil lo," bisik Nindi.
"Hah?oh" Hana langsung melihat ke arah depan kelas, benar saja ia menemukan Pak Hasan yang sudah berkacak pinggang melihat ke arahnya.
"Maaf, Pak," lirih Hana meminta maaf.
"Kamu ini kenapa? Dari tadi saya lihat ngelamun terus dan gak memperhatikan pelajaran saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Teen FictionMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...