Jangan lupa untuk vote, komen, and share ke temen-temen kalian biar aku semangat untuk revisi. I know, masih banyak yang typo dan gak jelas.
Selamat membaca^^
JANGAN LUPA VOTE><
SEMOGA AKU NULISNYA GAK NGANGO2:)
Hana menghela napas panjang seraya menatap rumah berlantai dua dengan gaya modern american house. Rasa rindu didadanya kembali lagi muncul, semua kenangan yang pernah mengisi hari-harinya selama ini kembali lagi.
Hana menolehkan kepalanya, menatap ke arah sang Mama yang tengah memberikan ongkos pada sang supir taksi.
Setelah koper-kopernya diturunkan, Dinda pun mendekati Hana seraya menarik dua koper besar miliknya dan milik Hana.
"Hana kangen banget sama rumah ini," kata Hana mencurahkan rasa yang ada didadanya.
Dinda tersenyum simpul. "Mama seneng bisa kembali lagi ke indonesia. Rasa-rasanya Mama kaya berasa turis asing saat balik lagi ke negara asli."
"Udah berasa kaya Lisa BLACKPINK ya, Ma?" goda Hana.
Keduanya lalu terkekeh bersama. Selang beberapa saat Dinda akhirnya membuka pintu gerbang rumah lamanya yang keduanya tinggalkan kurang lebih 5 tahun ini.
-oOo-
Hana membuka kamarnya, debu yang bertebarngan menyambut kedatanganya masuk hingga menyebabkan butiran debu itu masuk kedalam pernapasanya.
Hana sedikit tersedak lalu gadis itu mengiba-ngibaskan tanganya didepan hidung. Sepertinya saat ditinggalkan rumah ini semakin berdebu saja.
Hana menuju jendela, membukakan gorden besar itu.
Tiba-tiba saja memori indahnya dijendela ini membuat Hana termenung sebentar, ia mulai memutar kembali kenangan indah lima tahun lalu.
Hana beralih, menuju meja belajarnya yang masih rapih, bahkan buku catatan, dan kalender mini yang ada disana masih pada posisinya semula sejak lima tahun lalu.
Hana tersenyum kecil, ia sangat senang kembali lagi ke rumah ini.
Saat akan meninggalkan meja belajar dan beralih pada barang yang lain, tiba-tiba saja Hana ingat akan sesuatu, sesuatu yang ia simpan di laci meja belajarnya.
Hana buru-buru membuka laci itu, ia ingin memeriksa apakah surat-surat itu masih ada hingga kini.
Tubuh Hana mematung saat ia melihat surat-surat dengan amplop putih itu masih tersimpan rapih. Bahkan amplopnya saja belum menguning.
Hana mengambil semua surat-surat itu dan ia berjalan menuju tempat tidur, duduk diujungnya.
Gadis itu membuka salah satu surat.
Jika kamu adalah angka 4, 8 adalah tujuh, 7 adalah lima, 5 adalah empat. Maka aku adalah angka yang sama, yang kamu miliki sekarang.
Hana membaca dengan baik isi pesan itu, sungguh ia sangat penasaran, sebenarnya apa arti dari teka-teki ini?
Karna rasa penasaranya tinggi, Hana berjalan menuju meja belajarnya, ia mengamati baik-baik dan berusaha menebak apa arti dibalik setiap kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Novela JuvenilMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...