OH HAI MY ANGEL!
MAAF BANGET KALO CHAPTER INI BANYAK TYPO, TAPI UDAH AKU MAKSIMALIN, TAPI KALO MASIH NEMU KASIH TAU YA. HEHEHE
CHAPTER INI AKU TULIS JAM 12 MALEM, JADI SORRY KALO ADA KATA-KATA YANG ANEH, UDAH GAK SINGKRON LAGI NIH OTAK. DAN CHAPTER INI LAMA DITULISNYA SEBAB OTAKKU BUTUH INSPIRASI 😌
OKE, SELAMAT MEMBACA PART 43^^
ALWAYS BAHAGIA!
SALAM DARI GEMA DAN HANA^^
SKUY DIMONGGOIN!
Hana sudah tahu suasana akan seperti ini. Hana jelas tahu hari ini ia akan menjadi topik pembicaraan lagi, dan mungkin akan terus seperti ini hingga waktu yang tidak bisa ditentukan. Maka dari itu, saat kakinya melangkah keluar rumahnya, ia berusaha melakinkan dirinya dan berusaha untuk mengacuhkan perkataan apapun yang ia dengar.
Saat memasuki kelas, ia disambut dengan tatapan teman sekelasnya. Ia sudah menduga itu, mereka pasti tengah membicarakan namanya tadi sebelum ia datang.
Hana menolehkan kepalanya pada papan tulis, gadis itu menemukan lagi tulisan-tulisan sampah yang ditujukan padanya. Bahkan tulisan hari ini semakin kejam.
Hana menarik napas dalam-dalam, gadis itu lalu berjalan menuju tempat duduknya.
Bisikan terdengar, namun ia menutup rapat-rapat telinganya, berusaha tak mendengarkan apapun cibiran yang tertuju padanya.
"HANA!"
Seruan suara berhasil memekakan telinga bagi siapapun yang mendengarnya. Hana menoleh menuju pintu masuk kelas, ia sangat hafal dengan suara itu.
Nindi datang dengan napas engos-engosan, gadis itu langsung mengambil posisi duduk dikursinya yang berada dibarisan depan meja Hana.
Nindi mengatur napasnya, pelipisnya terlihat basah akibat keringat yang membasahi pelipis serta beberapa helaian rambutnya.
"I... Ini," kata-kata yang keluar dari mulut Nindi terbata-bata, ia masih mengatur napasnya yang masih terengah-engah.
Nindi meletakan secarik kertas diatas meja Hana. Hana mengerutkan keningnya, apa yang ada dikertas itu? Ia tak bisa melihat apapun selain kertas putih polos.
Nindi melihat kearah kertas, ia langsung merutuki kebodohanya, ternyata kertas itu terbalik. Gadis itu lalu membalik kertas dengan cepat.
Kedua mata Hana langsung disajikan dengan banyaknya gambar dan tulisan-tulisan yang mengangkutkan namanya. Bahkan disana ada juga foto-foto dirinya. Namun Hana jelas bingung, dari mana orang itu mendapat foto-fotonya? Apakah dari akun sosial medianya yang tak sengaja ia buat pada saat kelas 7 SMP?
"Banyak banget dimading. Gila, semua orang lagi ngomongin lo, Na," kata Nindi, kali ini ucapanya lebih jelas karna napasnya sudah mulai teratur.
Hana menghela napas pelan, ia sudah menduga itu. Oleh sebab itu Hana tak merasa sangat terkejut.
Sepertinya perbincangan Nindi dan Hana menarik perhatian dari sekitar, semua orang ternyata menguping sedari tadi. Hana dan Nindi melihat ke arah sekeliling, semua orang menatapnya secara terang-terangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Novela JuvenilMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...