FOTO SPESIAL ADA DIAKHIR PART
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA^^
Monggo....
Hana terus berdecak, dirinya terperangkap tak bisa kemana-mana lagi selain duduk dan menajamkan pandanganya ke arah lapangan.
Sudah lebih dari 5 menit dirinya duduk di sini, ditemani kedua cowok yang penampilanya tak keruan ini, tambut yang sedikit berantakan, seragam yang mereka keluarkan, dan tak ada dasi yang terpadang rapih di kerah mereka.
Hana menghela napas berat, mau sampai kapan dirinya terperangkap begini?
"Gue mau balik ke kelas!" kata Hana lalu mencoba mengangkat tubuhnya dan hendak pergi, namun untuk kesekian kalinya cewek itu malah ditarik paksa dan disuruh duduk lagi.
"Nanti pacarnya marah kalo lo pergi," kata salah satu cowok yang duduk di sebelah kanan.
Hana mendesah pelan, pandanganya kini tertuju pada cowok yang duduk di samping kananya.
"Pertama, gue bukan pacar temen lo. Kedua, gue lebih milih gak dimarahin Bu Hana ketibang dimarahin temen lo itu," katanya dengan tegas menajam. "Gue permisi."
Hana pun mencoba lagi, siapa tahu saja kali ini ia berhasil dan bisa keluar dari perangkap kedua cowok ini.
Oh tidak! Kedua tangan cowok itu malah memarik lagi tangan Hana, hingga gadis itu kembali lagi di tempatnya semula.
Hana melipat lagi kedua tanganya di depan dada, sekarang apa yang harud ia lakukan?
TING!
Mendengar sebuah suara yang amat nyaring membuat kedua cowok itu langsung menoleh ke sumber suara, tak terkecuali Hana sendiri.
Hana cepat-cepat melihat ponselnya yang sepertinya mendapat sebuah notifikasi. Benar saja, sebuah pesan singkat dari Amanda.
Amanda: lo masih lama gak? Bu Nani udah nyuruh 2 cowok buat nyari lo nih. Gue liat-liat dari muka Bu Nani, kalian berdua sulit buat keluar dari amarahnya. Mampus macan ngamuk!
Oh tidak! Bagaimana ini?
Hana sedikit panik, belum juga lama dirinya bersekolah disini masa sudah membuat image jelek di mata guru. Hana tahu, kalau sampai kedua cowok itu menemukan Hana dan Nindi, pasti tak akan bisa selamat dari omelan Bu Nani. Namun meskipun jika Hana dan Nindi tak ditemukan, tetap saja mereka akan kena masalah, masalah di absensi mata pelajaran, pasti akan di anggap tidak hadir.
"Kak, gue mau ke kelas. Guru mapel gue udah nyariin," kata Hana berusaha melembutkan suaranya dan berharap kedua cowok itu luluh dan mengerti.
"Gak bisa, harus dengan persetujuan pacar lo."
Hana menghela napas berat, kenapa sih harus ada izin dari Gema segala, lagipula siapa Gema? Pacarnya bukan! Temanya bukan! Dia tuh hanya cowok gila yang nyium di tengah jalan!
"Terus kalo gue dianggep bolos, Gema mau tanggung jawab?" tanya Hana.
Kedua cowok itu langsung mematung diam, keduanya menggaruk pelupuknya yang tak gatal. Benar juga sih ucapan Hana.
"Tapi kita gak bisa bebasin lo gitu aja. Harus ada persetujuan dari Gema."
"Emangnya temen kalian itu bakal nolong gue kalo di marahin Bu Nani? Enggak kan?"
Skak lagi, yang Hana ucapkan benar juga.
Hana menghela napas beratnya, bingung harus menghadapinya bagimana lagi. Hana memutar otak dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dari Neraka (END)
Fiksi RemajaMeskipun Hana tak mengetahui apa yang terjadi, namun tatapan mata dari cowok yang baru saja menabraknya itu, mengisyaratkan bahwa ia tak boleh memberitahukan keberadaanya. Memang bukan masalah bagi Hana untuk menolong cowok itu, namun karna hal itu...