EXTRA- Penelepon misterius

844 53 11
                                    

Brak!

"Emang ya cinta itu bikin galau, bikin lupa segalanya! Cinta itu buta!"Ucap Gibran menggebu-gebu seraya menggebrak meja cukup keras hingga membuat beberapa pengunjung kafe menoleh kearahnya.

Nando melerai, menyuruh Gibran untuk duduk.

"Sejak kepergian Hana, Gema jadi rajin banget iya gak sih?"tanya Nando meminta pendapat Gibran.

Gibran mengangguk setuju, melihat Gema yang sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Iya Ma, Lo berubah banget. Mungkin efek kecelakaan waktu itu bermanfaat juga ya?"ucap Gibran ngaco.

Gema mengangkat bola matanya, melirik kedua cowok aneh didepannya itu.

"Gue udah komitmen sama ayah gue untuk belajar serius, apalagi gue gak mau ibu gue kecewa diatas sana."

"Punya ibu kok tidur terus, bangunin dong,"celetuk Gibran kurang hajar.

Mendengar dark jokes itu, Nando dengan sigap menutup mulut Gibran dengan kuat, hingga cowok itu kesulitan bernafas.

"Diem bego, gila banget Lo, gak lucu banget bercandaan Lo,"bisik Nando penuh ancaman.

Gibran memberontak, melepaskan tangan Nando dari mulutnya.

"Lagian kenapa sih Lo gak izinin ayah Lo nikah aja, Ma?"tanya Gibran.

"Gue masih belum kuat aja kalo liat ayah gue duduk di pelaminan sama wanita lain,"jawab Gema santai, kedua matanya fokus pada layar laptop.

"Kalo dipikir-pikir, kasian sama ayah Lo, dia sendiri terus di rumah, sementara Lo sibuk sama kuliah. Lo gak kasian apa sama ayah Lo? Gak ada yang ngurus dia?"ucap Nando mengajukan opininya.

Gema menghela napas pelan, lalu menyeruput tipis kopi hangatnya.

"Mungkin gue akan berubah pikiran, bagaimanapun juga, gue gak boleh ngelarang karna itu hak ayah gue,"balas Gema.

"Tapi gak papa loh, Ma. Gimana kalo ayah Lo nikah aja sama cewek yang bikin Lo salah sangka waktu itu. Dia kan cantik, tinggi, pinter juga keliatanya,"ucap Gibran.

Nando melirik Gibran gemas, ingin menjitak kepalanya itu.

"Itu mah sih elo aja yang pengen, dasar Crocodile,"umpat Nando.

"Yeuuu... Biarin, emang faktanya cantik,"balas Gibran.

"Gue laporin Nindi tau rasa Lo, auto diseruduk sama tanduknya Lo."

"Mungkin aja sih, kalau memang ayah gue suka sama perempuan itu. Mungkin gue akan siap menerima dia jadi ibu sambung gue,"celetuk Gema.

Nando dan Gibran sontak memandang Gema secara bersamaan, keduanya terkejut.

"Serius?"tanya Nando tak yakin.

"Eh'eleh, waktu itu aja Lo marah sambil nangis, sampe bawa motor kenceng, ketemu Bima, kecelakaan deh. Meninggoy kan tuh anak orang,"celetuk Girban.

Ctak!

Ya! Akhirnya Nando tak bisa menahan lagi hasratnya untuk menjitak kepala Gibran itu. Kini Nando tersenyum puas.

Pacar Dari Neraka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang