14. Hope

2.9K 425 58
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.









"Maafkan aku."

Roséanne melihat jisoo dengan sengit saat tangannya di tarik oleh jisoo.

"Jangan pergi, maafkan aku." Lirih jisoo berkata dengan mata berkaca-kaca.

"Aku...aku keliru." Cicit jisoo pelan.

"Kau...mirip dengan adikku, sangat mirip dengan chaeyoungku."

Jisoo membasahi bibir bawahnya, "Aku...aku hanya merindukannya. Maaf membuatmu risih dengan tingkahku tadi."

Roséanne mendesah dengan kasar dan melepaskan perlahan tangan jisoo dari tangannya.

Rosé hanya memandang jisoo yang menatapnya.

Tatapan itu begitu tersiksa.

Tangan rosé terbuka lebar dan mendekat pada jisoo.

Sedetik kemudian, tangannya telah berada di punggung jisoo. Menepuk nepuk perlahan punggung kurus itu.

Dalam hati, rosé merutuki tubuhnya yang tak bekerja sama dengannya.

Ia juga membenci dirinya yang begitu lemah ketika melihat seseorang putus asa.

Tapi disini, Jisoo bukan putus asa.

Dia rindu dan juga begitu tersiksa.

Perlahan rosé menjauh pada jisoo dengan keadaan mendadak canggung.

"saeng-ilchughahae."

Kepala jisoo yang semulanya menunduk mendadak menegak.

Matanya seakan terpaku saat rosé tersenyum padanya.

"Aku juga minta maaf sempat mendorongmu dengan kasar."

Jisoo hanya mengangguk dengan perlahan.

Rosé mengulum bibirnya dan berbalik meninggalkan jisoo.

"Kau tak jadi makan?"

Langkah rosé terhenti dan berbalik kembali pada jisoo, "dwaesseoyo, aku akan pulang ke rumahku."

"Ingin ku antar?"

"Tidak, aku membawa mobilku terparkir di halte sana."

Jisoo kesekian kalinya mengangguk dan berakhir rosé benar benar meninggalkannya.

"Sekarang apa?" Seulgi datang, berdiri di samping jisoo dan bertanya.

"Berharap."

"Berharap?"

Jisoo mengangguk lemah, "berharap jika dia adalah adikku."

"Jika tidak?"

"Maka biarkan aku dekat dengannya." Jisoo menoleh.

"Biarkan aku dekat dan menganggapnya sebagai adikku."

Seulgi diam menatap dalam kedua bola mata jisoo yang penuh akan harapan.

"Kita pulang sekarang."

"Ponselku tertinggal, aku akan mengambilnya."

Seulgi mengangguk membiarkan jisoo kembali memasuki Cafenya.

Saat jisoo telah mengambil ponselnya tak sengaja ia memijak sebuah buku.

Dengan segera ia meraihnya dan membuka isi buku tersebut.

Roséanne Park's book

Halaman pertama bertulis seperti itu yang langsung di sadari jisoo jika itu buku milik rosé.

SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang