00. Kim's Family And Friends

12.2K 692 69
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.

Langit mulai cerah, matahari telah naik ke atas menandakan hari telah pagi. Tepat pukul 7 pagi ini, suasana keluarga Kim tampak sangat ramai di meja makan. Terdengar canda dan tawa yang saling terlempar antara orang tua dan anak-anak mereka.

"Oh, aku harus berangkat sekarang." Gadis bersurai cokelat itu menggigit roti terakhirnya dan meraih tasnya.

"Ya, aku ingin pergi bersamamu!" Seru saudari kembarnya.

"Mianeh! Kau bisa pergi dengan jennie unnie!" Kedua kakaknya dan orang tuanya tertawa kecil melihat perdebatan kecil antara saudari kembar itu.

"Kajja, Lisa-ya." Lisa mengangguk dan meraih tasnya, tak lupa mencium pipi orang tuanya dan kakak pertamanya. Di ikuti oleh Jennie, kakak keduanya yang melakukan hal serupa.

"Kami berangkat dulu!"

"Eoh, hati hati di jalan." Setelah kepergian Jennie dan Lisa tinggallah anak sulung dan kedua orang tuanya.

"Kau tak berangkat kuliah, Jisoo-ya?"

Jisoo menoleh, "kelasku pukul sembilan nanti."

"Lalu kau bangun sepagi ini?"

"Aku harus belajar, appa. Bukankah aku sudah bilang, aku akan membantumu dalam menangani perusahaan."

Hyunbin tersenyum haru dan mengusak pelan rambut hitam legam Jisoo, "appa tidak memaksamu untuk menangani perusahaan, Kau bisa melakukan apa saja."

"Benar, sayang. Kau bisa melakukan apapun yang kau mau asalkan itu semua itu terbaik untukmu." Timpal Yejin, sang ibu.

"Tidak apa apa, appa, eomma." Jisoo tersenyum menyakinkan orang tuanya jika ia memang ingin terjun ke dunia bisnis seperti sang ayah.

Dan selain itu, ini juga demi adik adiknya walaupun sang ayah tak memaksa mereka untuk menangani perusahaan, adakalanya Hyunbin pasti akan meminta anaknya untuk mengurus perusahaannya jika ia tak sanggup lagi. Maka dari itu, jisoo akan memikul semuanya dan membiarkan adik adiknya terjun pada impian mereka.

~~~

Ckit!

Lamborghini berwarna hitam itu terparkir Sempurna tepat di parkiran sekolah, gadis itu keluar sembari mengunyah sisa rotinya tadi.

"Oi! Kim Chaeyoung."

Chaeyoung menoleh dan tersenyum sembari melambaikan tangannya pada temannya, "Selamat pagi, Sooyoung-ah."

"Oho~ pagi juga, my friend!" Sooyoung merangkul Chaeyoung dan memasuki sekolah bersama sama.

"Kau pergi sendiri? Biasanya dengan Lisa?"

"Aku terburu buru, hari ini adalah jadwal piket kelasku."

"Aa, guare?"

"Sepulang sekolah kita akan kerja kelompok bukan?"

"Ya, di rumah Junhoe? Bagaimana?"

"Mm, arraseo."

"Good... Morning~"

Sooyoung dan Chaeyoung terkekeh melihat laki laki bertubuh tinggi berteriak tepat di tangga sekolah.

"Selamat pagi untuk kim chaeyoung dan park Sooyoung dari Junhoe Seorang lelaki tampan di sekolah ini yang memilik suara emas yang sangat...merdu."

"Oh, ayolah! Kau berlebihan!" Teriak Sooyoung kesal.

Junhoe menyengir dan dengan cepat menuruni tangan, "Annyeong, Kim Chaeyoung." Sapa Junhoe.

"Kau juga, Koo Junhoe. Selamat pagi." Balas chaeyoung.

"Wah, Kim chaeyoung berhati baik." Junhoe beralih menatap Sooyoung.

"Park Sooyoung, berhati iblis!"

"Ya, sialan!"

Junhoe kini berlari saat Sooyoung telah mengejarnya, "KAU BISA DULUAN, CHAENG! AKU AKAN MEMBUNUH LAKI LAKI TENGIL INI!"

Tawa chaeyoung mengeras mendengar teriak Sooyoung, sampai sudut matanya berair.

"Kau tertawa begitu keras, aku sampai bisa mendengarnya di parkiran tadi. Apa yang kau tertawakan?"

Tawanya perlahan mereda dan menggeleng senyum pada Jennie, "Aku akan ke kelas dulu, unnie." Chaeyoung mencium sekilas pipi Jennie lalu pergi meninggalkan Jennie yang kebingungan.

"Mwoya, kenapa dia mendadak menjadi orang gila pagi ini?"

[To be continued]

SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang