44. So, learn to accept.

1.1K 184 20
                                    

Happy reading, maaf typo><

.
.
.

Jennie memandang ponselnya yang tengah mati dengan termenung. Berfikir apakah dia harus menghubungi Rosé untuk meminta maaf karena kejadian kemarin? Tapi bagaimana jika gadis yang bersangkutan itu tak menerima permintaan maafnya karena jujur saja usaha yang di lakukan Rosé malah Jennie khianati padahal ia yang selalu berharap dan meminta.

"Ugh, kau bodoh Kim." Jennie menjatuhkan kepalanya di atas meja dan merengut seorang diri.

"Kau sudah makan?" Jennie menolehkan kepalanya ke arah Jisoo yang tengah jalan terpincang-pincang mendekatinya.

"Belum."

"Kau mau Unnie masakkan sesuatu?"

"Aku saja." Jennie berdiri biarkan Jisoo untuk duduk di tempatnya tadi lalu memasakkan makanan untuk mereka berdua.

Jiso bertopang dagu melihat sang adik yang tengah memasak lalu tersenyum, "Besok kita akan ke Jepang."

Pergerakan Jennie berhenti, ia dengan segera berbalik melihat Jisoo, "Tunggu... Dadakan sekali?" Jennie bertanya dengan ekspresi yang masih terkejut.

Jisoo mengangkat kedua bahunya dengan kepala menggeleng, "Unnie hanya merindukan appa dan eomma. Kita sudah lama tidak ke sana. Unnie juga sudah memberitahu Lisa dan Lisa akan mengambil cuti kuliah." Jelas Jisoo dan Jennie masih terdiam.

"Jennie?" Jennie tersadar dan mengerjap cepat melihat Jisoo.

"Ada yang salah? Kalau mendadak kita bisa batalkan dan undur hari."

Jennie membasahi bibir bawahnya dan menggeleng, "Tidak, tidak ada." Jawab Jennie lalu menunduk, "Aku hanya... Terkejut."

Jisoo memerhatikan adiknya lalu tak lama tersenyum, "Sudah hubungi Rosé?"

"Hn?"

"Kau sudah hubungi Rosé?"

Jennie menghela nafas dan menggeleng lemah, "Aku tidak berani, aku merasa bersalah kepadanya." Jennie menjawab dengan suara pelannya.

Jisoo kini melipat kedua tangannya di atas meja, "Apa kita bertemu saja dengan dia?"

"Bertemu Rosé?"

"Tidak, bertemu Chaeyoung."

Jennie cemberut dan melempar bawang yang ia potong ke arah Jisoo mengundang gelak tawa sang kakak.

"Kenapa kau masih bertanya?"

"Aku... Hanya takut." Ucap Jennie lagi dengan suara pelan.

Jennie menghela nafas lagi, "Aku merindukannya, Unnie."

Jisoo mengangguk menyetujui perkataan Jennie, Jisoo juga rindu.

"Jadi mau bertemu atau tidak?" Tanya Jisoo memastikan sekali lagi.

Jennie melirik Jisoo dengan segala pertimbangan apakah ia mau bertemu atau tidak.

Jisoo masih tetap diam melihat adiknya yang tampak berfikir keras sampai ia melihat adiknya berbalik, ia sedikit menegak,

"Arraseo, setelah makan ini."

~~~

"Nona?"

Chaeyoung membuka matanya dan menerima air putih dari Jeno.

Jeno letakkan roti rotian yang ia beli di kursi antara dirinya dan Chaeyoung lalu menghela nafas melihat wajah pucat milik gadis itu.

SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang