23. Dream

2.1K 369 45
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.








"Kau dari mana saja?"

Langkah Lisa yang pelan itu berhenti, kepalanya yang tertunduk segera mendongak.

Melihat Jennie yang sedang duduk di teras rumah yang sendari tadi menunggu Lisa untuk pulang.

"Unnie..."

"Kau dari mana saja? Kenapa kau tak datang saat makan siang tadi?" Tanya Jennie dengan cepat bahkan wajah gadis itu terlihat dingin.

Lisa mengusap wajahnya dengan kasar dan menghela nafas panjang, "maaf, ada urusan lain yang harus ku kerjakan tapi...aku sudah makan siang dengan Bambam." Lisa menjawab dengan sedikit kebohongan.

Nyatanya, setelah bertemu June dan Bambam, Lisa berada di pantai.

Menangis selama berjam jam dan berteriak melampiaskan semua rasa sakitnya.

Walaupun rasa sakit itu tak pernah hilang sekalipun.

Jennie mendesah samar dan berdiri menghampiri Lisa yang berdiri diam.

Dia menarik adiknya, memeluk Lisa dengan hangat.

Lisa tentu membalas pelukan ternyaman dari Jennie.

Walaupun rasa sakitnya tidak hilang sekalipun, Lisa cukup bersyukur jika ada Jennie dan Jisoo yang berusaha meredakan rasa sakit di lubuk hatinya yang terdalam.

"Kau pasti kelelahan, ayo masuk." Ajak Jennie melepaskan pelukannya dari Lisa.

Tersenyum pada adiknya yang langsung mengundang Lisa juga untuk tersenyum, "nee, unnie."

~~~

Yewon mengerjap pelan melihat arah langit cerah di depan matanya. Ia menduduki dirinya dan melihat sekitar.

Ladang rumput hijau dan awan yang berjarak dekat dengannya, angin juga terasa begitu sejuk.

"Yewon-ah..."

Yewon berbalik dan kedua matanya membulat terkejut, "U-unnie..."

Perempuan di hadapannya itu tersenyum miris sedangkan Yewon bergetar ketakutan melihat perempuan itu. Pakaian serba putihnya banyak bercak darah dan juga wajah perempuan itu terluka.

"Maafkan aku, Yewon... Maafkan aku." Ucapnya lirih.

"T-tidak, unnie. Ini bukan salahmu!" Yewon berusaha berdiri dengan kakinya yang mendadak susah untuk bergerak.

"Unnie akan pergi... Hidup berbahagialah, Yewon."

"Tidak! Unnie, jangan tinggalkan aku..." Tangisan Yewon pecah, ia buru buru bergerak mencapai kakaknya tapi semakin lama kakaknya semakin memudar lalu perempuan itu menghilang.

"Sowon unnie!!"















"Andwe!!" Yewon terlonjak bangun membuat Rosé yang sedang mengerjakan tugas milik adiknya itu tersentak kejut.

"Yewon-ah?" Rosé berdiri menghampiri Yewon dengan cepat.

"Kenapa, sayang?" Rosé duduk di pinggir ranjang Yewon.

Adiknya itu memandang lurus ke arah depan dengan pandangan kosong.

SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang