SAMÉ {REVISION}

22. Afraid

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.

"Oppa?"

Chanyeol melirik adiknya sekilas. Rosé tersenyum dan perlahan mendekati Chanyeol.

"Yewon sudah tertidur?"

"Eum, baru saja." Rosé kini bersandar pada pagar pembatas balkon kamar Chanyeol.

Chanyeol melirik adiknya sekali lagi dan membasahi bibir bawahnya.

"Roséya?"

"Hm?"

"Bisakah...oppa mengambil kembali kalung itu?"

Rosé menoleh dengan kening yang mengerut, memegang kalung miliknya yang ia tau jika itu adalah pemberian Chanyeol.

"O-oppa membelikanmu kalung baru." Chanyeol merogoh sebuah kalung yang terdapat bandul huruf R bewarna merah.

"Bukankah aneh, namamu Roséanne Park. Jika kau memakai kalung berbandul C itu sedikit membuat orang aneh."

"C namamu, Park Chanyeol. Kau bilang jika aku menggunakan kalung ini aku akan aman dari orang orang yang menggangguku."

Chanyeol terkekeh dan mengusak lembut rambut Rosé.

Memilih bergerak melepaskan kalung yang terpasang di leher jenjang Rosé.

Lalu memasang kalung yang baru saja ia beli beberapa jam yang lalu.

Kalung berbandul C itu di simpan Chanyeol.

Chanyeol tersenyum saat adiknya tersenyum padanya.

Memilih memeluk Rosé dan memejamkan matanya.

"Mian."

~~~

Jisoo duduk bersama Jennie di cafe milik Seulgi.

Jennie sibuk mengunyah makanannya dengan lahap sedangkan Jisoo hanya memandang menung Jennie.

"Kenapa Lisa belum sampai?" Jennie bergumam sendiri dan memeriksa ponselnya.

Sebentar lagi pukul satu siang harusnya Lisa sudah sampai sejak tiga puluh menit yang lalu.

Pandangan Jennie kini berpindah pada Jisoo, menatap bingung kakaknya yang hanya menung memandangnya.

"Unnie~" Jisoo meringis kesakitan saat Jennie mencubit pipinya.

Jennie tertawa pelan saat Jisoo mendengus sebal sembari mengelus pipinya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jennie kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Banyak." Jawab Jisoo singkat.

Melipat tangannya di atas meja dan menatap Jennie serius, "aku memiliki sebuah rencana."

"Gabjagi? Lalu kenapa membicarakannya padaku? Seharusnya bicarakan pada Irene-"

"Ini bukan masalah kantor tapi masalah kita."

Jennie melirik dan perlahan menegakkan tubuhnya.

"Ayo buat sebuah pertemuan bergantian dengan Chaeyoung. Aku, Lisa, dan kau. Kita bertemu dengannya di tempat yang pernah kita kunjungi bersamanya secara pribadi."