34. Presume

2.2K 407 18
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.









"Akan aku kunci dia di dalam kamar dan tak akan pernah membiarkan dia keluar!" Sooyoung menelan salivanya susah payah mendengar ancaman Jennie.

Bambam dan Miyeon berhasil kabur namun Sooyoung tertangkap oleh Jisoo, mengakibatkan ia harus bertahan di rumah Lisa sampai malam hari.

"Kemana dia pergi?" Sooyoung menunduk dan memainkan kuku jarinya gelisah mendengar nada suara Jisoo yang dingin saat bertanya.

"Park Sooyoung..."

"Dia menggunakan mobilnya...ke rumah Junhoe."

"Mwo?" Jennie dengan cepat Berbalik menghampiri Sooyoung membuat gadis itu gelagapan.

"D-dia kesana karena Rosé mengunjungi Junhoe ke rumahnya, g-gadis itu tiba tiba saja d-datang ke kampus meminta alamat Junhoe." Jelas Sooyoung dengan cepat walaupun gelagapan.

"Tetap disini, aku akan kesana." Jennie menoleh pada Jisoo yang meraih kunci mobil.

"Tidak tidak, apa maksudmu? Aku tak akan membiarkanmu pergi. Aku yang akan kesana."

"Itu terlalu berbahaya, Jennie. Biarkan—"

"Kau sedang sakit, aku tak akan membiarkanmu pergi." Sela Jennie merebut kunci mobil dari Jisoo dan segera keluar rumah.

Jisoo yang tak terima segera mengejar Jennie di ikuti Sooyoung yang tak ingin di tinggal sendiri di dalam rumah megah itu.

"Jennie!" Jisoo menarik lengan tangan Jennie, mencegah gadis itu masuk ke dalam mobil.

"Demi tuhan, unnie. Tetaplah di sini!"

"Jangan keras kepala, biarkan aku saja yang pergi."

"Tidak, aku saja yang pergi."

Sooyoung begitu bingung dengan keadaan sekarang, di satu sisi ia ingin melerai Jisoo dan Jennie namun di sisi lain ia merasa takut.

Brum!

Mobil putih itu memasuki pekarangan rumah membuat aksi saling rebut merebut Jisoo dan Jennie terhenti.

Lisa keluar dari sana bersama dengan Rosé yang ikut keluar. Rosé terdiam sejenak memandang kedua kakaknya yang menghampirinya dan Lisa.

"Kau kemana, anak nakal!" Lisa meringis saat pukulan keras itu Jennie layangkan ke arahnya.

"Kenapa kau ke rumah Junhoe?" Pertanyaan Jisoo itu diberikan untuk Rosé.

Rosé membasahi bibir bawahnya dan tersenyum, "aku tidak jadi ke sana."

"Aku hanya duduk di taman lalu tiba tiba saja Lisa menelepon menggunakan ponselmu, dia... mengkhawatirkanku hanya karena aku pergi ke rumah Junhoe—"

"Bagaimana bisa aku diam saja saat kau pergi ke rumah Junhoe, jalannya berbahaya. aku sudau berkali kali menyuruh pria itu pindah." Jelas Lisa merasa jengkel.

Rosé tertawa kecil dan mengangguk, "terima kasih sudah mengkhawatirkanku."

Lisa memalingkan wajahnya, gadis itu mendadak malu. Sampai pada detik ini, Lisa selalu merasa Rosé adalah Chaeyoung.

Dan ketiganya tidak salah, jika orang yang berdiri di depannya sekarang adalah sosok yang selama ini yang mereka rindukan.

"Lalu kenapa kau tidak pulang ke rumah?" Kali ini Jennie yang bertanya.

Rosé membasahi bibir bawahnya dan menunduk,."aku sudah pulang, kemana lagi aku harus pulang." Gumamnya begitu pelan hingga tak ada yang mendengar bahkan Jisoo yang berada di sampingnya pun tidak. Kepalanya kembali menegak menatap Jennie dan yang lain bergantian, "Aku ingin menginap."

"Menginap?"

Rosé mengangguk dan menoleh pada Lisa, "dia mengajakku untuk melakukan pesta piyama bersama kalian."

Lisa mengangguk mengiyakan ucapan Rosé,"aku mengajaknya melakukan pesta piyama."

"Untuk apa?" Lagi Jennie kembali bertanya.

Lisa menghela nafas panjang dan tersenyum tipis, "sejujurnya, kita tak pernah melakukan pesta piyama bersama Chaeyoung."

Jennie dan Jisoo saling terdiam mendengar ucapan Lisa. Mereka tau jika mereka tak selalu sempat untuk melakukan hal hal menyenangkan bersama sejak dulu.

"Aku tak masalah..." Ketiganya menoleh pada Rosé.

Rosé yang di tatap langsung tersenyum, "jika...kalian menganggapku sebagai Chaeyoung."

"Aku tau...kalian sangat merindukannya, jadi untuk malam ini aku tak masalah jika kalian menganggapku sebagai Chaeyoung walaupun dari awal, aku sudah tau jika...kalian selalu menganggapku Chaeyoung." Jelas Rosé membuat ketiganya saling bertukar pandang.

Jennie lebih mendekat pada Lisa lalu berbisik pada adiknya, "apakah sejelas itu?"

Lisa lantas menggeleng tak tahu karena tak merasa jika Rosé tau kalau selama ini mereka selalu salah paham jika yang berdiri di depan mereka adalah Chaeyoung walaupun sudah berkali kali mengingatkan diri sendiri jika yang di depan mereka adalah Rosé bukan Chaeyoung namun semuanya musnah jika sudah berada di dekat gadis itu.

"Geurae." Tiba tiba saja Jisoo berujar membuat mereka menoleh.

Jisoo langsung merangkul Rosé dan tersenyum, "ayo kita lakukan pesta piyama bersama, Chaeyoung-ie."

Chaeyoung mendengus tawa dan mengangguk lalu merangkul Jisoo, "aku sudah memesan beberapa makanan, sebentar lagi akan sampai."

"Yoksi, uri chaengie." Jisoo begitu dengan semangat mengusak rambut panjang milik Chaeyoung itu membuat gadis itu tertawa.

"Kau yakin baik baik saja jika kami menganggapmu sebagai Chaeyoung?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Jennie di angguk oleh Chaeyoung.

"Aku yang memberitahu kalian tidak apa apa lalu kenapa tidak." Jawab Chaeyoung.

"Nikmati saja malam ini denganku...sebagai Kim Chaeyoung."

Jennie mengulum bibirnya dan mengangguk, "gumawo, Chaeng..."

"Nee, Unnie."

"Boleh aku pulang?" Ke empatnya menoleh melihat Sooyoung yang telah menggunakan tasnya, tak sadar jika gadis itu telah di abaikan.

"Kau tak ingin ikut?" Tawar Lisa dan Sooyoung menggeleng senyum.

"Ini pesta piyama keluarga, aku pulang saja." Jawabnya lalu membungkuk dengan sopan.

"Sooyoung-ah." Sooyoung menoleh sebelum membuka pintu mobilnya.

"Gumawo, sooyoung-ah." Ucap Rosé membuat Sooyoung tersenyum. Tiba tiba saja, Sooyoung begitu merindukan Chaeyoung.

"Nee... Chaeyoung-ah."

Jisoo menatap adik adiknya bergantian dengan teduh, "sejak awal aku tau, kau benar benar Chaeyoung kami."










~~~

~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang