28. Visit

2.1K 394 30
                                    

Happy reading, maaf typo

.
.
.
.







Kesunyian di dalam mobil itu terjadi sepanjang perjalanan. Jisoo yang sibuk mengendarai mobilnya dan Rosé yang sedang melamun menatap luar jendela mobil.

Ada rasa kecewa karena Jisoo sama sekali tak tahu kalung berbandul C yang tadi ia lihat kan. Padahal ada sebuah harapan kecil di hatinya jika Jisoo mengetahui kalung itu.

"Kita sudah sampai." Rosé menoleh pada Jisoo dan mengangguk sembari melepaskan sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.

"Kau tau ruang rawatnya kan? Aku akan ke kantin rumah sakit sebentar membeli kopi." Saat Jisoo ingin melangkah lebih dulu dari Rosé, gadis itu menahannya.

"Tidak perlu membeli kopi, kau harus tidur." Ucap Rosé sedangkan Jisoo hanya tersenyum simpul.

"Gwenchana, aku sudah terbiasa-"

"Justru itu, kau harus menghilangkan kebiasaanku. Itu buruk, unnie." Potong Rosé dalam perkataan Jisoo.

"N-nee?" Jisoo mengerjap dengan cepat, apa tadi ia tak salah dengar? Rosé memanggilnya 'unnie'?

Rosé mengulum bibirnya dan melepaskan pegangannya pada Jisoo, melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan kakak sulung Lisa dan Jennie itu.

Jisoo menutup mulutnya tak percaya, Jisoo benar benar merindukan panggilan itu dari adik ketiganya.

"Rosé, tunggu aku." Dengan langkah gembira Jisoo menyusul Rosé yang sudah hampir memasuki lift.

~~~

Jennie menguap lagi setelah beberapa menit yang lalu ia juga menguap, sebenarnya ia sangat mengantuk namun menyadari tak ada keberadaan Jisoo, Jennie memilih untuk bangun sebentar menjaga Lisa yang sedang tertidur pulas.

Jennie pikir Jisoo pasti sedang membeli kopi untuk bergadang malam ini padahal kakak sulung mereka itu tidak perlu bergadang untuk menjaga Lisa.

Pintu ruang rawat Lisa terbuka perlahan, Jennie menoleh dan tersenyum pada Jisoo yang baru saja memasuki ruang rawat namun senyum itu langsung menghilang saat melihat Rosé yang ikut masuk.

Saat Jennie ingin berdiri, Jisoo dengan cepat menahan mulut Jennie dengan sebelah tangannya dan sebelah tangannya lagi menahan tubuh Jennie agar tak berdiri.

Jisoo tau Jennie akan berteriak dan berdiri yang akan menimbulkan suara bising dari decitan kursi, "Jangan berisik." Bisik Jisoo dan Jennie mengerjap tak lama mengangguk. Perlahan tangan Jisoo turun dari mulut Jennie.

"Rosé datang untuk berkunjung." Sambung Jisoo masih dengan berbisik.

"Ini sudah tengah malam? Kenapa kau datang?" Tanya Jennie pada Rosé.

Rosé mengangkat kedua bahunya tak tahu, "aku hanya ingin saja." Jawabnya.

Jennie melempar tatapan jengkel pada Rosé sedangkan Jisoo terkekeh pelan melihatnya.

"Pindahlah ke sofa, aku yang akan menjaga Lisa."

Jisoo dan Jennie saling bertukar pandang merasa aneh dengan sikap Rosé.

"Kalian pasti lelah menjaganya, biarkan aku menjaganya." Ujar Rosé.

"Aku tidak merasa lelah menjaga adikku, tidak masalah. Kau saja yang-" belum sempat Jisoo menuntaskan perkataannya, Rosé telah mendorongnya untuk menuju sofa di ikuti Jennie yang ikut di tarik Rosé.

SAMÉ {REVISION}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang