Sesuai dengan judulnya, ini akan jadi part terakhir di cerita ini.
Kaya nya peminatnya juga udah berkurang, dan mungkin udah pada bosen juga sama cerita nya, part nya udah banyak dan aku gak mungkin tambahin lagi konflik nya.
Dan yang terpenting, ini kapan ending nya kalau aku lanjut terus? Sampai salah satu dari Jaehyun sama Secca meninggal gitu?🤔
Pokonya ini the last ya, semoga kalian suka, kita bertemu dengan kisah cinta Jae dan Secca di cerita anak anak nya nanti. Biar mereka yang meneruskan ya.
Ini part terakhir panjang kok, kaya nya ehehe😁
See you di cerita selanjutnya gaiz!!
Happy reading!! Enjoy 😉
________________________
Tok! Tok! Tok!
"Bundaaaaa."
Gue sama Jaehyun yang lagi pelukan sambil sedih sedihan langsung beralih fokus ke suara pintu. Panggilan itu adalah sumber kesedihan kita berdua, apalagi gue.
Kita sama sama mepelaskan pelukan kita, gue menghapus air mata gue sendiri dan bergegas buka pintu kamar kita, di susul sama Jaehyun.
Setelah pintu terbuka, Nara sebagai oknum yang ngetuk pintu dan manggil gue langsung meluk gue dengan erat nya.
"Bunda, mau bobo sama Bunda." Lirih nya.
Wajah Nara merah, kayanya dia juga abis nangis.
Gue senyum dan ngusap lembut punggung nya, anak kecil ini udah dewasa sekarang. "Boleh sayang, ayo bobo bareng Bunda sama Ayah, ya?"
Nara ngangguk semangat, Jaehyun senyum terus ngusap rambut Nara, setelah itu gue bawa Nara ke tempat tidur gue sambil pelukan. Jaehyun nutup pintu kamar terus ikutan ke kasur.
Setelah itu kita bertiga tidur di kasur, posisi nya Nara di tengah, soalnya pelukan Nara sama sekali gak lepas dari gue, dia peluk erat banget, bikin gue ngerasa makin sedih dan gak rela jadinya.
"Kali terakhir bobo bareng sama Bunda ya sayang." Kata gue sambil usap rambut Nara.
Nara makin ngeratin pelukannya, "Jangan bilang gitu, Nara makin sedih." Lirih nya.
Gue terkekeh, walau aslinya gue juga sama sedih nya, sedih banget malah. "Kok sedih, kan besok kamu nikah sayang, masa sedih sih." Kata gue.
"Sedih karena harus pisah dan jauh jauh sama Bunda sama Ayah, sama adik adik juga. Sedih gak satu rumah lagi sama kalian, pokona sedih harus jauhan sama kalian." Lirih nya.
Gue tau Nara nangis, pundak dia bergetar dan isak tangis nya lumayan kedenger sama gue, walau pelan.
Ini juga hal yang buat gue sama Jaehyun sedih dari tadi, kita bahagia Nara menikah dan punya kehidupan baru, punya keluarga baru dan punya suami yang bisa jagain dan mimpin dia. Tapi satu sisi gue sedih dan ngerasa gak rela Nara bakal tinggalin kita semua, tinggal di rumah baru nya bersama suami nya nanti.
Tuhkan gue jadi ikutan nangis juga.
Jaehyun senyum ke arah gue, dia usap lembut air mata yang ada di pipi gue, terus dia peluk gue dan Nara secara bersamaan, "Kok ini ratu sama putri Ayah pada nangis sih? Besok hari bahagia harusnya kalian pada bahagia, jangan nangis gini, nanti besok mata kalian pada bengkak loh." Kata Jaehyun.
"Nara nanti emang tinggal sama suami Nara, di rumah baru kalian. Tapi kan Nara masih bisa kesini, rumah ini bakal selalu terbuka buat Nara, rumah ini rumah Nara juga, jadi kapanpun kamu boleh kesini, sering nginep disini sama suami kamu juga boleh kok." Kata Jaehyun sambil ngusap lembut rambut Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Daddy | Jung Jaehyun [Completed]
Fiksi PenggemarSequel of "The Perfect Husband | Jung Jaehyun"