"Bulan memang lebih terang, lebih besar, dan lebih terlihat. Namun aku tak ingin seperti bulan, sendiri, sepi, dan berbeda. Aku ingin menjadi bintang, walau kecil tapi banyak teman"
-Destiyana Zarea Holder
***
Sinar yang terang telah kembali, mengambil tempat yang memang sudah seharusnya. Menerangi kegelapan yang sempat melanda.
Pagi ini cuaca sangat bagus, tidak terlihat gembulan awan hitam yang memang beberapa hari ini sering menurunkan hujan. Pagi ini matahari bersinar dengan gagahnya, seakan memberikan untaian semangat pada petarung dunia, agar tidak kalah dan menyerah.
Hari ini Zarea ingin menuntaskan apa yang telah terjadi, dia tidak mungkin membiarkan seseorang yang melukai abangnya berkeliaran dengan damai bukan? Mungkin sudah saatnya melangkah lebih maju, sudah cukup ia bermain-main. Saatnya memperlihatkan diri yang sesungguhnya.
"Bangun lo!". Titah Zarea pada seseorang yang masih bergelut dengan nyaman di tempat tidur.
Sepertinya gadis itu mulai terusik dan sadar akan kedatangan seseorang di dalam kamarnya. Ia membuka matanya pelan, dan betapa terkejutnya ia mendapati Zarea sudah berdiri di dekat lemari. Ia berusaha menetralkan keterkejutannya dan mulai bersikap tenang.
"Mau apa lo?". Tanya Miranda dengan suara serak khas bangun tidur.
Yaa, gadis itu adalah Miranda. Gadis yang dengan beraninya memancing sosok lain ingin keluar, gadis yang dengan beraninya melukai orang yang paling berharga di hidup Zarea.
"Lo gak ingat apa yang sudah lo lakuin? You want kill my brother, right? ". Tanya Zarea dengan senyum yang menyeringai.
"Lo gak punya bukti, atas dasar apa lo nuduh gue?"
"Ckck. You want playing with me? Okey. Gue bakal ajarin gimana caranya bermain dengan benar".
"Heh, lo pikir gue takut sama lo? And yahh, i want kill your brother. Mm no, i want kill you and your family. Itu yang mau lo dengar kan?"
Zarea hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Gue tunggu lo di lapangan hijau jam 2"
"Okeyy. Sepertinya lo gak tau gue yaa? Gue Queen Devil Angel's. Kita liat siapa yang bakal hancur Zarea". Ucap Miranda dengan sangat angkuh
"Kita lihat saja nanti!". Balas Zarea dengan nada sinisnya. Setelah mengucapkan kalimat itu, Zarea keluar dari kamar Miranda melalui jendela, sama seperti ia masuk tadi. Tidak begitu sulit bagi Zarea untuk mengelabuhi pengawal keluarga Holder, baginya hal itu sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...