Jika tidak pantas diperjuangkan, yaa lepaskan. Jangan bego hanya karena SATU ORANG!
-Antariksa Zaki Holder
***
Suasana di kediaman Elbarak berubah menjadi sunyi, yang tadinya mereka bersenda gurau dan tertawa bersama, kini berganti dengan tatapan yang penuh luka.
Rina menatap papahnya dengan mata yang berkaca, berusaha menemukan kebohongan disana. Namun, Rina tak menemukan itu. Itu tandanya, Ayahnya serius?
"Papah kok jahat banget sama aku? Aku salah apa sama papah? Satrio salah apa?". Ucap Rina dengan air mata yang berderai, susah payah ia menahan tangisnya. Namun ia tak sanggup, Rina menahan gejolak amarah yang ingin di keluarkan. Mata itu, mata itu menyiratkan luka dan kecewa.
"Keputusan papah sudah bulat Rina, apa salahnya kamu belajar mencintai Rafi?"
"Salah pah, itu salah, sangat salah. Aku hanya mencintai Satrio, dan selamanya akan seperti itu". Tekan Rina pada papahnya.
Lalu bagaimana dengan Satrio? Tentu ia juga kecewa, tapi Satrio bisa apa? Walaupun keluarga Elbarak sangat menyayanginya, namun ia masih sadar akan posisi yang sesungguhnya di keluarga ini.
"Cinta itu bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Rina. Papah akan urus semua keperluan pernikahan kamu nanti_". Ucap Philip dengan nada tegasnya.
"_Elena bawa Rina ke kamar! Aku ingin berbicara dengan Satrio, hanya berdua!". Lanjutnya
"GAK! Aku gak mau kemana-mana, kalau papah ingin bicara sama Satrio, silahkan! Tapi aku akan tetap disini".
Philip menatap istrinya agar segera membawa Rina ke kamar, emosi Rina saat ini kurang stabil. "Sayang, kita ke kamar yaa, biarin papah ngomong dulu sama Satrio"
"Gak mau Mah, RINA BILANG GAK MAU YAA GAK MAU!"
"DESTIYANA IRINA ELBARAK! KAU BERTERIAK PADA IBUMU?"
"Sudah Mas, Rina hanya emosi dengan keputusan kamu. Aku akan bawa Rina ke kamar, selesaikan urusanmu dengan Satrio". Ucap Elena sambil mengelus punggung suaminya, berusaha menenangkan suaminya yang tengah emosi itu.
Elene membawa Rina ke kamar dengan bantuan beberapa maid, karena Rina yang terus memberontak, membuat Elena kewalahan.
Sekarang di ruang tamu itu hanya tersisa Philip dan Satrio, keduanya masih sama-sama bungkam. Satrio yang terus menundukan kepalanya, dan Philip yang terus memandang putra angkatnya yang sudah ia anggap anak kandung sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...