Zarea 11 | Holder Family

40.7K 3.8K 116
                                    

"Semesta selalu punya cara sendiri untuk memberikan masalah dan penderitaan untuk orang-orang yang bertindak di luar batas"

-Mey

***

Banyak yang merasa iri dengan keluarga Holder

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak yang merasa iri dengan keluarga Holder. Bagaimana tidak, keluarga Holder mempunyai semua tunjangan kebahagiaan dalam kehidupan.

Punya harta yang melimpah ruah, punya keluarga harmonis, dan punya keturunan yang begitu tampan.

Banyak yang menginginkan menjadi bagian dari keluarga itu, keluarga pemberi kebahagiaan.

Apakah kebahagiaan itu asli? Ataukah hanya topeng permainan dari seseorang?

Nyatanya, banyak masalah yang berbelit di dalam keluarga ini, banyak kepalsuan yang di berikan oleh pemeran utama untuk kehancuran hidup seseorang.

Di meja makan yang besar dan mewah ini, sudah terdapat sepasang suami istri dan kedua anak lelaki mereka. Terlihat cukup orang untuk meramaikan, namun hanyalah kesunyian yang mendera.

"Zaki kamu mau nambah sayang?". Tanya sang bunda kepada anak tertuanya, Antariksa Zaki Holder.

"Aku sudah selesai". Jawab pria itu yang hendak berdiri.

Sang bunda-Airin-hanya memandang sendu anak pertamanya. Terlalu sulit untuk mendekati anak tertuanya itu, sangat berbanding terbalik dengan anak bungsu, Derindra Zalvin Holder.

Saat Zaki hendak pergi dari meja makan, suara berat dan tegas menghentikan langkahnya.

"Dimana sopan santun kamu Zaki?". Tanya Rafi.

"Sopan santun? Apa saya tidak salah dengar dengan penuturan anda Tuan Rafindra Holder yang terhormat?".

Plak

"Semakin besar bukannya lebih hormat, tapi makin kurang ajar sama orang tua". Kecam Rafi dan menampar anak tertuanya.

"Hormat? Apakah pantas orang seperti dia di hormati?". Teriak Zaki sambil menunjuk Airin.

"ANTARIKSA ZAKI HOLDER!"

Brakk

"Bang kenapa sih lo selalu buat masalah? Apa susahnya sihh lo nurut?". Ucap Zalvin sambil menggebrak meja. Selalu saja seperti ini, tidak bisakah sehari saja keluarganya saling melemparkan tawa kebahagiaan?.

"Lo gak tau apa-apa, jadi mending diam aja". Balas Zaki menusuk sambil mencengkram kerah baju Zalvin

"Lepaskan tangan kamu ZAKI! Dia adik kamu".

ZAREA (Black and White Side)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang