"Cinta terkadang selucu itu, datang di saat yang tak terduga, dan pergi di saat hati mulai menerima. Akhirnya, yang ditinggalkan hanya kenangan dan luka"
-Derindra Zalvin Holder
***
Perkelahian yang terjadi di lapangan hijau itu masih terus berlanjut, tak peduli langit yang awalnya cerah, kini berganti dengan awan hitam yang siap menurunkan hujan. Seakan tak membuat gentar kedua kubu yang saling menyalurkan kebencian.
Suasana tegang yang terjadi sekitar beberapa jam yang lalu, terus berlanjut hingga nampak banyak yang tergeletak pingsan ataupun luka-luka.
"Rik, lo udah ngabisin berapa?". Tanya Dion sambil terus memukul lawannya, pria itu bahkan tak meringis saat sesekali terkena pukulan.
Bughh
"Fix, gue udah ngalahin 26 orang. Lo sendiri berapa? Jangan bilang baru secuil". Balas Riko remeh
"Alaahh, ngeremehin gue lo. Gue udah habisin.... Berapa yaa? Lupa gue".
"Bilang ajaa baru dikit, pake acara lupa segala lo. Makanya bela diri itu digunain dengan bener, lo kan jago tuhh main pisau, Langsung ajaa- Bughh"
"Awsss, sialan!. Bughh...Bughh". Maki Riko sambil membalas pukulan lawannya dengan bertubi-tubi. Bagaimana tidak? Belum sempat Riko melanjutkan ucapannya, ia sudah mendapatkan bogeman mentah di sudut bibirnya. Spontan hal tersebut mengundang gelak tawa dari Dion dan Azka.
"Sialan lo pada! Temen kesakitan bukannya bantuin malah di ketawain".
"Lagian lo banyakan cincong. Kena kan lo". Sarkas Azka.
Sedangkan Zarea masih terus memukul pria-pria yang hendak menyerangnya. Ia tidak mau kalah dengan Alfi, Sirla, dan Rana yang saat ini sudah memukul, menendang, bahkan memelintir lawan dengan penuh ambisi. Setelah bertahun-tahun lamanya mereka tidak menyentuh pertempuran, membuat mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Dari arah belakang, ada seseorang yang menendang punggung Zarea, membuatnya sedikit terdorong ke depan. Di lihatnya orang yang dengan berani menendangnya, dan orang itu adalah... Exel.
"Sini lo, lawan gue!". Ucap Exel dengan penuh ambisi, seakan ingin menghabisi Zarea saat ini juga.
"Gue tau lo mau nyerang gue karena dibayar kan? Di bayar berapa sama wanita jalang itu?".
"Yahh, gue memang dibayar buat bunuh lo. Itu kan yang mau lo dengar?". Tanya Exel dengan tatapan tajamnya.
Zarea hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Gimana kalau gue bayar semua biaya operasi nyokap lo sampai sembuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...