"Karma itu masih berlaku bagi orang-orang yang sombong dan semena-mena. Dunia ini terus berputar, ada saat dimana kamu mendapatkan semuanya, baik itu berupa harta, pangkat, dan jabatan. Namun jangan lupakan, pasti ada saat dimana kamu juga akan kehilangan itu semua.
Yang berada di atas tidak selamanya akan menjadi setinggi langit, dan yang berada di bawah tidak selamanya akan menjadi serendah tanah"
-Destiyana Zarea Holder
***
Suasana di ruang tamu keluarga Holder kian membaik, tidak kaku dan mencekam seperti beberapa menit yang lalu. Philip berusaha untuk meredam emosinya, mungkin ia akan mencoba berbicara dengan kepala dingin.
"Pah, aku mohon Pah, jangan-"
"Saya akan mempertimbangkan ucapan saya barusan_". Potong Philip cepat membuat Rafi bisa bernapas dengan lega
"_Tapi kamu jangan senang dulu, saya akan memberikan kamu waktu satu minggu sebagai masa percobaan. Jika dalam waktu seminggu kamu tidak merubah sikap kamu ke cucu-cucu saya_". Jeda Philip kembali
"_Saya akan membawa mereka dan jangan harap kamu bisa melihat mereka untuk selamanya". Lanjutnya
Dengan cepat Rafi mengangguk. "Aku janji Pah, aku akan menyayangi mereka, aku akan mencintai mereka, aku janji". Ucap Rafi dengan tersenyum haru, senyuman itu begitu tulus, ia tentu tidak akan membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Rafi akan menyayangi Zaki dan si kembar tiga dengan layaknya kasih sayang seorang ayah.
"Saya pegang kata-kata kamu Rafi, jangan salah paham dengan sikap saya ini, saya beri kamu kesempatan bukan berarti saya sudah memaafkan kesalahan kamu pada anak saya, saya lakukan ini demi cucu-cucu saya. Sepertinya mereka sangat menyayangi kamu, walaupun kamu sudah mematahkan hati mereka berkali-kali"
Zarea yang mendengar itu tak bisa lagi menyembunyikan kebahagiaannya, ia memeluk tubuh kakeknya yang nyatanya masih sangat gagah.
"Makasih Kek, Rea sayang kakek". Ucap Zarea sambil memeluk erat kakeknya.
Philip hanya mencium puncak kepala Zarea tanpa mau mengeluarkan sepatah kata pun.
"Sekarang kakek jelaskan ke kita, apa yang sebenarnya terjadi?. Rea bahkan gak tau kalau Rea kembar tiga. Bunda... Bunda tidak pernah cerita soal itu". Ucap Zarea sambil menguraikan pelukan mereka.
Yaaa, semua harus jelas sejelas-jelasnya malam ini. Tanpa ada rahasia-rahasia lagi, dan tanpa ada pengkhianatan lagi.
Philip mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Dulu, waktu bunda kalian melahirkan, hanya kakek yang menemaninya._". Ucap Philip menyiratkan kerinduan yang mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...