Zarea 42 | Elbarak?

36.2K 3.4K 185
                                    

"Mungkin tuhan sengaja memberikan ujian seberat BAJA, agar kita tau seberapa kuat mental dan fisik kita dengan semua hantaman yang datang. Semua peristiwa bukan tanpa alasan, semua sudah direncanakan dan atas ijinNYA"

-Elang Putra Rajendra

***

Suasana pagi ini tampak lebih ceria, seceria hati Zarea yang terus menerus mengucap syukur atas kebahagiaannya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana pagi ini tampak lebih ceria, seceria hati Zarea yang terus menerus mengucap syukur atas kebahagiaannya hari ini. Karena bisa kembali merasakan kasih sayang dari seorang kakak dengan sempurna.

Hanya satu saja yang kurang, kasih sayang dan cinta dari seorang ayah yang sangat di rindukan. Cinta pertama bagi setiap gadis di dunia, cinta pertama yang mengajarkan merangkak, cinta pertama yang tanpa lelah mengajarkan berbicara, cinta pertama yang selalu melindungi, mengawasi, dan terus memberikan cinta pada malaikat kecil yang tentu di nantikan semua orang tua.

Setiap remaja memiliki semua kenangan manis masa kecilnya. Lalu Zarea? Tentu tidak pernah dan sangat penasaran bagaimana rasanya di cintai seorang ayah, bagaimana rasanya di lindungi oleh sosok gagah dan selalu menjadi pahlawan.

Bolehkah Zarea merasakan itu walau ia sudah remaja? Tapi mengapa semesta seakan mempersulitnya untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah seperti remaja lainnya. Merengek minta uang jajan, mengadu ketika ada yang mengganggu, jalan-jalan bareng, dan yang paling terpenting adalah pelukan hangat setiap Zarea rapuh.

Apakah keinginannya itu terlalu sulit? Apakah untuk mendapatkan semuanya harus membayar mahal? Jika iya, Zarea akan bekerja lebih giat  mencari uang sebanyak-banyaknya untuk membeli cinta seorang ayah. Namun, bukan seperti itu caranya. Terkadang, bermimpi memang lebih menenangkan, kabur sejenak dari realita kehidupan.

Di ruang rawat itu tentu keadaan sudah ramai dan berisik. Bagaimana tidak? Jam baru menunjukkan pukul 05.45 tapi Sirla, Salsa, Alfi, dan Rana datang bersama Gery dan Rio. Hanya berselang beberapa menit, ahh tepatnya pukul 06.12, datang anggota inti The Vagos. Lalu bang Farid kemana? Farid belum bisa datang menjenguk kembali karena masih memulihkan kakinya dan mengurus beberapa kekacauan di Devil Angel's.

"Gimana keadaan lo Vin?". Tanya Rendi yang baru saja duduk di sofa setelah meletakkan berbagai macam buah yang mereka beli di supermarket tadi.

"Seperti yang lo lihat, gue baik-baik ajaa"

"Teru masalah Miranda gimana? Nyokap lo nuntut gak?". Tanya Azka

Zalvin hanya mengedikkan bahunya acuh. "Toh bukan kita yang nembak"

"Kalian pada gak penasaran siapa penembak itu?"

"Penasaran lahh. Tapi masalahnya gue gak bisa lacak pelakunya". Jawab Riko

ZAREA (Black and White Side)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang