"Sesuatu yang kamu anggap baik belum tentu itu baik. Begitu pula sebaliknya, sesuatu yang kamu anggap buruk belum tentu itu buruk. Yang menentukan baik atau buruknya sesuatu bukanlah kita sebagai manusia, melainkan sang pencipta manusia itu sendiri"
-Sirla Christi Henzam
***
Semuanya tentu kaget dengan ucapan Tuan Philip Elbarak. "Papah gak pernah jelasin ke aku tentang ini". Ucap Satrio pelan, ia terkejut saat tau bahwa ayahnya mati dibunuh.
"Maafkan papah Satrio, papah terpaksa melakukan itu. Dulu, Farhan terus mencari kamu Satrio, keturunan Sudrajat satu-satunya, dan pasti menjadi pewaris tunggal semua kekayaan Sudrajat. Maka dari itu papah terus menyembunyikan kamu, papah melarang kamu menggunakan marga asli keluargamu. Semua papah lakukan demi keselamatan kamu". Jelas Philip pada anak angkatnya itu.
"Lalu ibu? Apa ibu juga dibunuh?". Tanya Satrio yang mendapat gelengan kepala dari Philip-papahnya.
"Setelah ayah kamu meninggal, ibumu depresi berat dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Waktu itu umur kamu masih 5 tahun, tentu kamu masih sangat kecil. Hanya berselang 3 bulan, papah mendapat kabar dari rumah sakit kalau ibumu meninggal karena bunuh diri".
"Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku Pah? Semua ini gara-gara pria brengsek itu, dan sekarang anaknya kembali berulah, bertingkah seolah-olah dia yang paling terluka!". Kecam Satrio yang tentunya mengarah pada Airin.
"Aku... Aku bahkan tidak tau yang sebenarnya. Jangan egois Satrio, aku juga terluka!". Balas Airin dengan sinis.
"Setelah Riyan Berlan Sudrajat mati dibunuh, akhirnya semua harta kekayaan Sudrajat jatuh pada Farhan. Dan saya tidak pernah mempermasalahkan tentang harta yang ayah kamu rebut itu, yang terpenting bagi saya adalah keselamatan Satrio. Dan akhirnya saya mengangkatnya sebagai anak, menjadi bagian dari keluarga Elbarak". Lanjut Philip yang sudah kembali menatap Airin.
"Lalu bagaimana dengan ayahku Pah? Apa yang terjadi?". Tanya Rafi cepat, dan seketika itu pula wajah seseorang memucat.
"Tunggu Rafi, papah belum selesai bicara. Dari dulu kamu sering bertanya tentang ibumu kan?".
Rafi mengangguk cepat. "Papah tau tentang ibuku? Dari dulu aku selalu bertanya pada ayah, tapi ayah selalu saja menghindar dan tidak mau menjawab pertanyaanku".
"Ibumu meninggal demi menyelamatkanmu_". Ucap Philip dengan pelan
Deg
"_dulu waktu ibumu mengandung dirimu, dia mengalami kecelakaan mobil. Dokter menyarankan agar Aditya memilih salah satu diantara kalian, tentu itu sebuah pilihan yang sulit, Aditya tidak mungkin mengorbankan wanita yang dicintainya ataupun kamu sebagai keturunan pertama keluarga Holder_". Jeda Philip sambil menghirup banyak napas, sungguh ia sangat sulit menjelaskan kembali kilasan pahit masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...