"Semua ada masanya, kamu yang merasa kuat dan tak tertandingi, suatu saat akan tua dan renta juga. Kamu yang merasa lemah dan tak berdaya saat ini, suatu saat kamu akan menjadi sosok tangguh dan pemberani. Semua hanya soal ketepatan waktu, dan Tuhan tak pernah salah menempatkan waktu yang tepat di orang yang tepat pula"
-Adelio Rendion Berlan Sudrajat
***
Saat ini suasana menjadi lebih sunyi di malam yang kian larut. Gadis yang sudah membuat semua orang terkejut kini melangkah hendak maju menghampiri Airin. Namun baru saja beberapa langkah ke depan, pergelangan tangannya di cekal oleh seseorang.
"Jangan kesana, bahaya!. Kembalikan adik saya sekarang juga, pulanglah ketempat asalmu". Sergah Zaki sambil mencekal pergelangan tangan Zarea yang saat ini sudah di ambil alih oleh sosok yang bernama Allice.
"No. Ini waktunya saya keluar, saya tidak tahan terkurung di dalam sana".
"Tapi kamu membahayakan nyawa adik saya. Kamu tidak mengenal mereka, mereka bukan orang yang mudah kamu habisi, mereka sangat kuat dan kejam. Please, kembalikan adik saya, keluar dari tubuh Zarea". Ucap Zaki masih bersikeras agar sosok Allice itu tidak nekat masuk ke lingkaran Jagerdemon.
Allice yang jengah dan kesal di cegah oleh Zaki langsung menghempaskan tangan Zaki dengan kasar.
"Jangan ikut campur!, ini urusan saya. Saya harus membunuh wanita itu, saya tidak mau Zarea terus sedih karena jalang sialan yang menghancurkan keluarganya. Saya akan mengirimnya ke tempat seharusnya, dia akan membayar semua perbuatan keji yang dilakukan pada bunda Rina". Kecam Allice sambil melirik tajam Airin.
"Tapi-"
"Biarkan dia Zaki, dia tau apa yang harus dilakukan, jangan cegah dia!". Potong Philip dengan cepat.
"Tapi Kek-"
"Percaya pada Allice Zaki, dia tidak mungkin membahayakan nyawa Zarea". Potong Philip kembali.
Zaki diam sebentar hingga akhirnya ia mengangguk pelan. "Jangan sampai tubuh adik saya terluka!".
Allice melangkah maju tanpa mau membalas ucapan Zaki. Ia menyeringai menatap Airin yang sekarang tengah menatapnya juga.
Airin bersidekap dada seolah menantang dan tak pernah takut, mungkin karena ia merasa aman dengan kehadiran Jagerdemon.
Saat ini Allice sudah berdiri tepat didepan Airin. Ia menatap dingin wanita yang menjadi dalang dari semua kehancuran yang terjadi, ia sudah tidak sabar mengukir dan bermain di wajah mulus itu, seakan mengingat darah yang mengalir di wajah Airin membuat jiwa iblisnya senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...