"Bisakah kali ini semesta memihak kepadaku? Sedikit saja. Ku mohon aku ingin merasakan sedikit kebahagiaan"
-Destiyana Zarea Holder
***
Saat ini Zarea sudah sedikit tenang berkat anak-anak The Vagos dan para sahabatnya. Jiwa yang sudah seperti iblis itu kembali ketempatnya.
"Rea, gue minta maaf soal sikap gue tadi. Maaf karena kata-kata gue bikin lo sakit hati". Ucap Zalvin tiba-tiba
"Iyaa Re kita-kita juga minta maaf. Mungkin kita belum lama kenal lo, makanya kita gak tahu soal permasalahan yang lo alami". Lanjut Azka dan diangguki yang lain. Zarea hanya menganggukan kepalanya, ia masih sedikit lemas saat ini.
"Lahh kita kan udah beberapa hari yang lalu saling kenal, berarti udah lumayan lama dong". Celetuk Alfi dengan polosnya.
"Yeee bukan gitu maksud gue Alfi cantik"
"Ihh Azka bisa ajaa dehh, gue tahu kok gue cantik, cantik banget malah. Jadi gak usah di umbar-umbar, gue kan malu jadinya".
Semua yang berada di tempat itu hanya memperagakan ekspresi ingin muntah. Tingkat kepercayaan diri teman mereka yang satu itu memang sangat tinggi.
"Kalian pada kenapa sihh, kok kayak mau muntah? Keracunan ya?".
"Terserah lo ajaa Al, males gue". Ketus Salsa
"Semerdeka lo ajaa Alfi". Lanjut Dion
"Pada gak sadar diri, ngatain orang padahal dianya sendiri juga sama. Pedenya selangit". Sindir Rendi
"Lo nyindir gue Ren?". Tanya Dion
"Gue gak sebut nama On. Tapi kalau lo ngerasa yaa Alhamdulillah"
"Gue udah bilang jangan panggil gue On anying, lo pikir gue o'on?". Hardik Dion sambil mengapit kepala Rendi di ketiaknya, membuat teman-teman yang lain ikut tertawa. Begitu pun dengan Zarea, ia sedikit terhibur dengan tingkah teman-temannya ini. Elang yang melihat Zarea kembali tersenyum pun ikutan tersenyum.
Mungkin saat ini Rea belum bisa terbuka dengannya, tapi akan ia usahakan untuk menaklukan hati yang mati itu.
"Rea kita pulang yaa, supaya lo bisa istirahat". Ucap Rana di tengah kehebohan yang terjadi, membuat Dion dan Rendi yang saling mengapit berhenti. Mereka semua memusatkan perhatian ke arah Rea, memang benar bahwa Zarea tidak terlihat baik-baik saja, bibir ranum itu terlihat pucat, dan mata indah itu perlahan sayu.
"Yaudah kita antar Rea ke rumahnya ajaa". Saran Abim
"Gimana Re, boleh nggak?". Tanya Zalvin dan mendapat anggukan dari Zarea.
***
Saat ini Zarea sudah terbaring di kasur queen sizenya setelah tertidur di mobil saat perjalanan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...