"Hujan mengajarkan kita, bahwa selesai badai akan ada pelangi. Begitupun dengan peliknya kehidupan, selesai masalah yang menghantam akan ada akhir yang bahagia"
-Mey
***
Selesai melepas rindu dengan sang kakak, Zarea keluar dari ruangan itu dan langsung menuju kelasnya, berhubung jam istirahat telah berakhir.
Di kelas sudah ada Rana, Sirla, Salsa, dan Alfi yang menunggu kedatangan Zarea. Mereka tidak sekelas dengan Elang dan yang lainnya. Elang dan anggota inti The Vagos yang lain kelas XI IPS 1.
Zarea menempati tempat duduknya, terlihat Rana, Alfi, dan Sirla yang antusias ingin mengetahui sesuatu.
"Gimana Re? Bang Zaki ngomong apa aja?". Tanya Sirla
"Bang Zaki?". Beo Salsa. Pasalnya tidak ada yang menyebut Zaki dengan sebutan bang. Semua guru, siswa, dan orang tua sekalipun memanggilnya dengan sebutan Tuan Zaki.
"Ehh maksudnya Tuan Zaki, keseleo lidah gue".
"Ohh gue pikir kalian ada ikatan sama Tuan Zaki, karena semua disini manggilnya Tuan, yaa kecuali adiknya, Zalvin"
"Kita punya ikatan kok". Sela Alfi yang mendapat pelototan dari Zarea, Sirla, dan Rana.
"Ikatan antara pemilik sekolah dan siswa". Lanjut Alfi dengan tampang watadosnya.
Rana dan Sirla sungguh geram, membuat mereka jantungan saja. Tidak boleh ada yang tau bahwa Zarea adalah bagian dari keluarga Holder.
"Ck. Kalau itu gue juga punya ikatan dong"
"Iyalah. Salsa kan murid disini juga"
Sirla memutar bola matanya, memang harus banyak bersabar jika memiliki sahabat yang begonya dari lahir.
Sirla tidak melanjutkan pertanyaannya, mungkin ini bukan tempat yang tepat. Biarlah nanti di rumah ia akan bertanya pada Zarea.
Beberapa menit kemudian guru biologi masuk kedalam kelas, Bu Rini namanya.
"Baik anak-anak, seperti yang ibu katakan di pertemuan minggu lalu, hari ini kita akan melanjutkan materi sistem pernapasan"
"Bu bernapas kan tinggal napas ajaa, pake materi segala"
"Diam kamu Briyan! Kamu tau apa yang kamu hirup dan apa yang kamu keluarkan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAREA (Black and White Side)
Teen FictionFOLLOW sebelum membaca! Berikan Vote dan tinggalkan jejak dengan komentar. "BERANI MENGUSIK, SIAP MATI" Kalimat yang mampu membungkam siapa saja yang mengusik kehidupannya. Hanya satu yang di inginkan "TENANG". Destiyana Zarea Holder, wanita tangguh...