Zarea 09 | Bimbang

41.7K 3.9K 21
                                    

"Adakah yang tau perihal rindu? Jika iya tolong katakan padaku bagaimana caranya mengatasi itu?"

-Mey

***

Seperti yang di katakan Abim sebelumnya, bahwa ia sudah bisa pulang dari rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang di katakan Abim sebelumnya, bahwa ia sudah bisa pulang dari rumah sakit.

Dan disinilah The Vagos berada, di rumah mewah yang terletak di perumahan elit. Yaa mereka sekarang tengah berkumpul di kediaman keluarga Sanjaya.

Tidak hanya anggota inti The Vagos saja, namun juga anggota biasa yang tersebar di berbagai sekolah juga turut bergabung.

Sekarang kediaman Sanjaya itu sudah di penuhi oleh pria-pria yang menggunakan jaket hitam kebanggaan mereka. Jaket hitam yang di belakangnya bergambar sayap burung dengan perisai yang menyilang di bawahnya, dan jangan lupakan tulisan The Vagos yang di bordir sangat besar di atasnya.

"Gimana kabar lo bang?". Tanya Gibran. Gibran merupakan ketua cabang The Vagos yang bertanggung jawab di SMA Cempaka.

Perlu di ketahui bahwa struktur keanggotaan The Vagos mulai dari leader, tangan kanan atau wakil ketua, panglima, anggota inti, ketua cabang di masing-masing sekolah, dan anggota biasa.

"Alhamdulillah seperti yang lo lihat Gib, udah mendingan. Cuman yaa kadang kalau jalan masih nyeri dikit". Jawab Abim

"Pelakunya udah ketahuan bang?". Tanya Jery, anggota The Vagos yang lain.

"Udah, cuman kita belum tahu motifnya apa. Lagi sementara di selidikin"

"Oh iyaa, katanya bang Elang mau rekrut anggota cewek yaa? Cantik gak bang?". Tanya Yusuf, ketua cabang The Vagos di SMA Permata

"Lihat aja entar". Jawab Elang dan di angguki yang lain.

"Itu lo beneran serius Lang?"

"Emangnya kenapa Vin?"

"Yaa kalian gak curiga gitu? Coba kalian fikir baik-baik, Rea sama teman-temannya seakan sudah ahli dalam bagian-bagian tertentu".

"Iyaa jugaa yaa. Gue sihh setuju sama Zalvin. Gak mungkin mereka orang biasa, kalian mikir gak sih kalau mereka punya keahlian khusus masing-masing, sama kayak kita-kita". Lanjut Rendi

"Waktu gue ketembak di balapan kemaren, Alfi bawa motornya kayak pembalap profesional. Gue bisa beda'in mana orang yang hanya tau ngebut dan mana orang yang paham teknik. Dan kemampuan Alfi itu jauh di atas gue, buktinya kemaren gue seharusnya kalah dari Satya, tapi Alfi bisa ngalahin Satya yang hampir garis finis. Dia kayak orang kesetanan bawa motornya". Timpal Abim dengan panjang lebar.

ZAREA (Black and White Side)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang