63

478 56 2
                                    

Di apartement nya Nayeon sedang menikmati cemilan sambil menonton acara kesukaannya yang sedang tayang di televisi. Kebetulan anak-anak sedang sekolah jadi dia bisa bersantai ria sejanak. Apalagi di bulan januari ini sedang musim dingin, di luar sana banyak salju yang berjatuhan.




Ting


Sebuah pesan masuk ke ponsel Nayeon.

'Aku sudah berada di lobi apartement mu. Tapi dilarang masuk' - Jihyo.

'Ok, tunggu sebentar'

Setelah itu Nayeon menghubungi petugas keamanan agar memperbolehkan Jihyo ke unit apartement nya. Petugas keamanan akhirnya memperbolehkan Jihyo masuk karena sudah mendapat perintah atau persetujuan dari Nayeon. Bahkan petugas itu mengantar Jihyo hingga depan lift yang bisa mengantarnya ke tempat Nayeon.

"Silahkan" petugas itu mempersilahkan setelah menekan tombol lift hingga terbuka.

Jihyo diam sejenak. Biasanya didepan lift apartement ada daftar nama pemilik unit apartement. Tapi kenapa ini tidak.

"Maaf, kalau boleh tanya apa di sini tidak ada daftar pemilik setiap unitnya?"

"Di sini tidak ada. Kebetulan ini lift VIP yang dikhususkan untuk pemilik apartement paling atas (penthouse). Anda teman dari nyonya Nayeon bukan? Beliau tinggal di sana"

"Ah begitu"

"Ya, anda akan langsung sampai di depan pintu tempat tinggalnya"

"Oh terimakasih infonya" Jihyo.

"Ya sama-sama"

"Anak-anak, ayo" ajak Jihyo pada anak-anaknya. Jihyo tidak datang sendiri, kebetulan saat ini anak-anaknya sedang libur sekilah karena musim dingin.

Tak butuh waktu lama Nayeon sudah menyambut kedatangan Jihyo dan anak-anaknya.

"Hai selamat datang. Pasti di luar sangat dingin kan? Ayo masuk, aku akan buatkan minuman hangat" ajak Nayeon dengan ramah.

"Silahkan duduk" Nayeon kemudian berjalan ke dapur.

"Anak-anakmu kemana?" tanya Jihyo.

"Mereka sedang sekolah" jawab Nayeon. Kebetulan dapur dan ruang yang di tempati Jihyo tak terhalang dinding, jadi mereka masih bisa mengobrol.

"Sekolah? Memang tidak ada libur musim dingin?"

"Ada. Tapi sudah bulan kemarin. Kurikulum pendidikannya kan beda dengan sekolah negeri di negara ini"

Akhirnya Nayeon mendekati Jihyo beserta anak-anaknya. Dia membawa 4 cangkir coklat hangat dan beberapa cookies buatannya.

"Kue ini aku buat sendiri, ini tak menggunakan pemanis buatan jadi anak-anak bisa memakannya sesuka mereka" ujar Nayeon meletakan nampan di meja.

"Ibu, boleh aku kesana" Jaeji menunjuk jendela kaca besar di ruangan itu.

"Tentu, kalian boleh berkeliling" Nayeon menyuruh anak-anak Jihyo berkeliling.

"Ini pertama kalinya mereka ke apartement paling tinggi seperti ini. Mereka sangat antusias saat melihat pemandangan dari atas ketinggian" jelas Jihyo.

"Oh benarkah"

"Kamu pasti sangat bahagia sekarang"

"Tentu saja. Tapi bukan karena kemewahanku yang sekarang, aku bahagia karena Jinyoung mencintaiku dan berusaha membuat aku dan anak-anak merasa bahagia, nyaman dan tenang setiap harinya"

"Tapi kemewahan juga salah satunya" timpal Jihyo, karena menurutnya kebahagiaan bisa muncul karena adanya uang. Coba saja cek, orang yang saling jatuh cinta pun akan bertengkar jika tak ada uang.

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang