23

1.2K 145 123
                                        

.

.

.

"Ngomong apa? Sepertinya serius sekali" goda Nayeon dibarengi candaan.

"Ya... bisa dibilang cukup serius"

"Oh... aku baru tau kak Jae bisa serius juga"

"Kalau begitu apa?

"Kamu sudah tau? Tadi sore Dowoon melakukan penerbangan untuk pulang kesini"

"Aku belum tau, memang Dowoon masih menghubungimu?" tanya Nayeon.

"Ya, tapi tidak terlalu sering. Memang dia tidak pernah menghubungimu?" jawab Jae.

"Tidak, dia tidak pernah menghubunguku"

"Aish.. bodoh sekali" gumam kecil Jae yang masih bisa didengar Nayeon.

"Memang kenapa? Kenapa kita membahas Dowoon? Kamu takut dia mendekatiku?" goda Nayeon.

"Ishhh pd sekali" Jae.

"Bukankah kamu menyukaiku?"

"Ya, hanya sebagai teman dan juga sebagai adik" terang Jae.

"Selama ini aku hanya sedang menguji cinta Dowoon saja. Kamu harus tau, Dowoon sudah menyukaimu sejak lama. Ketika kamu memutuskan untuk pergi ke luar negeri Dowoon sangat terluka. Dia bahkan tak pernah lama berhubungan dengan perempuan. Hubungannya selalu berakhir karena di pikirannya hanya kamu" jelas Jae.

"Dan aku lihat dia calon suami yang baik untukmu. Mungkin selama ini dia tidak berani menghubungimu karena takut tidak betah di sana. Jika mendengar suaramu dia pasti ingin cepat pulang. Jadi... jika kamu merasa nyaman dan menyukainya terima saja cintanya. Aku pikir tidak lama lagi dia akan mengungkapkan perasaannya kepadamu" lanjut Jae.

Nayeon terdiam, dia terlalu syok mendengar penjelasan dari Jae. Nayeon pikir selama ini Dowoon hanya sedang melancarkan candaannya saja.

(Oh itu yang mau di omongin Jae... siapa yang salah tebak?? Aku yakin banyak😎) sok banget sih aku.

"Tapi aku tidak memaksa ya" Jae.

Nayeon masih diam.

"Yak! Aku sudah ngomong panjang lebar dan kamu tak mau menjawab?! Setidaknya beri sedikit respon!" kesal Jae yang perkataannya tak mendapat jawaban dari Nayeon.

"Ya terimakasih atas omonganmu yang panjang lebar itu" jawab Nayeon.

"Maaf aku belum bisa menanggapi perkataanmu tentang Dowoon, kau tau? Aku syok" pengakuan Nayeon.

"Iya iya. Ya sudah aku pulang ya, ini sudah malam"

"Kak.. boleh minta tolong?"

"Apa? Mengasuh anak-anakmu lagi?"

Nayeon tersenyum.

"Kamu harus membayarku Im Nayeon, masa hampir setiap hari sabtu dan minggu kamu selalu menitipkan Greyna dan Gyuna padaku" Jae.

"Kan kamu libur bekerja, kamu juga bisa berlatih menjadi ayah yang baik untuk anakmu kelak. Aku kan hanya titip Gyuna jika aku sedang ada pekerjaan. Tidak lama kok, sebelum jam 12 siang aku sudah pulang"

"Iya, besok aku akan mengajak Grey dan Gyu ke toko Jihyo saja" Jae.

"Ok terimakasih"

"Ya, aku pulang sekarang" Jae berjalan menuju pintu apartment Nayeon untuk keluar.

"Ya, hati-hati di jalan, selamat bertemu besok"

Ke esokan harinya

"Si Jae belum datang?" tanya Dowoon pada Jihyo yang sedang mengelap meja bekas pelanggannya.

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang