58

557 92 12
                                    

Suasana rumah keluarga Park tampak suram tak seperti biasanya, biasanya rumah itu seperti dikelilingi pelangi. Alasannya hanya satu, cahaya yang bisa membiaskan penghuni rumah, saat ini sedang dalam mood yang tidak baik. Siapa dia? Tentu saja si nyonya di rumah itu.

"Greyna, ayah ingin makan bibimbab buatan ibumu"

"Terus?"

"Tolong katakan pada ibu"

"Tidak. Kenapa ayah terus menyuruhku untuk meminta pada ibu. Minta saja sendiri. Aku lelah dari tadi terus bolak balik untuk menjadi perantara kalian"

"Masalahnya ibumu sedang kesal dengan ayah. Jika ayah mendekatinya dia akan menghindar" tutur Jinyoung.

"Ayah sih membuat ibu kesal"

"Ah Greyna" Jinyoung frustasi.

Tak lama kemudian Gyuna lewat di depan mereka. Jinyoung pun memiliki ide.

"Gyuna, sini sayang" panggil Jinyoung.

Setelah Gyuna mendekat Jinyoung langsung mendudukan putri bungsunya itu dipahanya.

"Mau membantu ayah?"

"Tidak. Gyuna sedang membantu ibu membuat cookies" Gyuna menolak dan turun dari pangkuan ayahnya.

"Kenapa jadi seperti ini?" Jinyoung frustasi sendiri.

Semua ini berawal dari Nayeon yang menemukan tiket penerbangan menuju ke Jepang. Di tiket itu tertera nomor kursi B2, C2, D2. Itu sepertinya tiket Jinyoung dan juga Wonpil yang akan ke Jepang untuk mengawasi perkembangan perusahaan di sana. Awalnya Nayeon biasa saja tapi saat Nayeon menelitinya ada sesuatu yang menurutnya tidak benar. Miya? Dia akan satu penerbangan dengan Jinyoung? Perempuan itu duduk di kursi D2 sementara Jinyoung di C2.

Sebenarnya Nayeon tak masalah Jinyoung duduk di samping perempuan lain, asalkan mereka tidak saling mengenal. Orang yang saling mengenal bahkan  membahayakan.







Flashback on

2 hari yang lalu Nayeon sedang menata buku-buku milik Jinyoung yang terlihat berantakan. Dia tidak sendiri, Jinyoung juga berada di dekatnya. Dan saat itulah Nayeon menemukan tiket yang terselip disalah satu buku.

"Kamu mau ke Jepang?" tanya Nayeon tanpa memberitahu kalau dia menemukan 3 lembar tiket.

Kemudian dia membaca dan setelah di teliti Nayeon menemukan kejanggalan.

"Ya, bagaimana kau tau? Kau bisa membaca pikiranku ya?" canda Jinyoung.

"Aku tau dari sini" Nayeon menggerak-gerakan tiket di tangannya. Wajahnya mulai berbeda sekarang.

"Kau duduk berdampingan dengan perempuan itu?"

"Biar aku jelaskan" Jinyoung.

"Kau taukan saat ini Miya sedang di Korea. Dan kebetulan dia juga mau pulang ke Jepang. Dia meminta tolong untuk dipesankan tiket penerbangan. Aku meminta tolong Bambam untuk memesankan 3 tiket untuk aku, Wonpil, dan Miya. Tapi hasilnya seperti ini"

"Aku tak tau kamu berkata jujur atau kau membohongiku" Nayeon.

"Tolong percaya padaku. Aku dan Miya tak memiliki hubungan apapun. Dia hanya kenalan itu pun karena mereka saudara istrinya Mark"

"Percaya? Bagaimana seseorang bisa mempercayai pasangannya yang dulu pernah menghianatinya?"

"Tapi kali ini aku tidak menghianatimu. Mau aku suruh Bambam kesini? Kebetulan dia yang memesan tiketnya" Jinyoung.

"Sungguh, aku tak punya niatan untuk menghianatimu. Aku sangat mencintaimu Nay" Jinyoung memeluk Nayeon.

"Aku mau tidur sendiri. Jangan masuk ke kamar tanpa izinku"

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang