18

1.2K 118 55
                                    

"Minum lah... teh hangat bisa meredakan rasa mualmu"

"Aku yang hamil kenapa kamu yang mual" ujar Jihyo.

"Ini gara-gara anakmu tau" kesal Jae.

(Dududu ternyata abangnya yang mual, kirain siapa? Yang salah tebak ayo angkat tangan ✋🏻)

"Cemen sekali" ejek Dowoon.

"Maafkan anak-anak ya?" sesal Nayeon.

"Tidak apa-apa Nay" jawab Jae sambil tersenyum.

"Modusnya kenceng banget ya" sindir Dowoon pada Jae.

"Sudah berapa bulan?" tanya Dowoon tiba-tiba.

Jihyo dan Nayeon terdiam sejenak.

"Kehamilanmu sudah berapa bulan" lanjut Dowoon karena tidak ada respon dari orang yang dia tanyai.

"Kamu tanya ke siapa? Aku?" Jihyo.

"Ya iya lah kamu. Memang siapa lagi? Apa ada orang lain"

"Na-" ucapan Jihyo terhenti karena Nayeon menyentuh tangannya seakan-akan Nayeon tidak ingin memberitahu perihal kehamilannya pada orang lain.

"Ah.. sudah hampir 5 bulan. Apa kamu tidak melihat perutku sedikit membuncit" Jihyo.

"Perutmu selalu buncit" canda Jae yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jihyo.

"5 bulan? Kenapa baru memberi tau kita sekarang?" tanya Dowoon.

"Dia takut kamu iri. Kalau kamu iri kan bahaya. Mau buat sama siapa? Kamu kan nggak punya istri, pacar saja nggak punya" ejek Jae pada Dowoon.

"Sepertinya mualmu sudah sembuh sampai-sampai kamu terlalu percaya diri dan lupa pada diri sendiri" Dowoon.

"Lebih baik sekarang kamu ke toilet, disana ada cermin besar" sindir Dowoon secara halus.

"Ish..." kesal Jae.

Mereka tersenyum melihat tingkah Park Jae yang selalu saja kalah dalam perdebatan. Senyum mereka benar-benar merekah, eits... tapi di tengah kemerekahan itu sepertinya hanya Nayeon yang melakukannya dengan hati yang tak lega.

Sebenarnya Nayeon meresa tak enak hati harus menutupi kehamilannya pada teman-temannya itu. Tapi mau bagaimana lagi, Nayeon tidak ingin selalu membuat mereka tekejut. Dari pernikahan, anak, dan kemudian perceraian, kedua temannya itu tahu dalam jangka waktu yang tak renggang. Mereka selalu terkejut dan mendapat surprise yang tak terduga dari Nayeon.

Jadi beginilah, Nayeon menutupi kehamilan yang sudah berusia 12 minggu. Bukannya Nayeon tidak ingin memberi tau, dia hanya ingin teman-temannya yang tidak tau itu mengerti dan menyadarinya sendiri tanpa diberi tau orang lain.

Dan sekarang Nayeon sedang menutupi perutnya yang sedikit membuncit dengan coat yang lumayan tebal.

"Nay" panggil Jihyo ketika melihat Nayeon melamun.

"Y-ya"

"Kamu baik-baik saja?" tanya Jihyo khawatir.

"Ya. Aku baik-baik saja" jawab Nayeon dengan senyuman indahnya.

"Oh iya kak, aku dengar kamu tidak jadi ditugaskan ke Jepang ya?" Nayeon mencoba menkonfirmasi berita dari Dowoon.

"Bagaimana kamu bisa tau? Aku bahkan belum memberi tau kepindahanku ke Jepang, tapi kenapa kamu malah sudah tau pembatalannya" tanya Jae menyadari ada keanehan.

"Aku mendengarnya dari-" ucapan Nayeon tercekat karena Jae mulai mencerocos.

"Dowoon? Benarkan? Yak! Untuk apa kamu memberitahunya? Kamu ingin cari muka di depan Nayeon ya? Kau tahu aku ingin memberitahukan sendiri kepada Nayeon!" Omel Jae pada Dowoon, dan yang diomeli hanya tersenyum kecut.

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang