7

1.3K 132 41
                                        

Sudah hampir 4 hari ini Jinyoung tidak pulang ke rumah ibunya. Dan Greyna pun terus bertanya kepada Nayeon dan neneknya kenapa ayahnya tidak pulang ke rumah. Nayeon pun sampai bingung ingin menjelaskan apa lagi.

"Grey. Ibu akan ke mini market. Grey mau ikut?" tanya Nayeon.

"Tidak. Grey mau di rumah sama nenek saja" Grey.
Jadi nenek Grey sudah pulang dari luar kota 3 hari yang lalu.






.
.
.
.
.





Di mini market Nayeon ingin membelikan putrinya mainan karena Greyna tidak memiliki mainan saat ada di Korea. Saat sedang mencari mainan untuk Greyna, Nayeon melihat suaminya sedang berbelanja dengan seorang perempuan yang tidak asing lagi baginya. Selain perempuan, Jinyoung juga tampak sedang menggendong seorang gadis kecil yang sepertinya usianya sebaya dengan Greyna.

"Pah... aku ingin membeli mainan ini" kata gadis kecil itu.

"Jangan. Kamu sudah memiliki mainan yang seperti ini lebih dari 10 buah" larang perempuan di sebelah Jinyoung.

"Pah... boleh ya?" pinta gadis kecil itu lagi.

"Ya. Tentu saja boleh. Apa sih yang tidak untuk anak kesayangan papah yang cantik ini" ucap Jinyoung sambil mencubit hidung gadis kecil itu.

Nayeon yang melihat dan mendengar semua itu pun merasa sakit hati, dia memutuskan untuk tidak jadi membelikan mainan untuk Greyna dan memutuskan kembali ke rumah.

Sementara itu di rumah Greyna sedang mempelajari bahasa Korea secara mendalam.

"Nek, Grey ingin tinggal di Korea saja. Grey tidak mau pulang ke LA" Greyna.

"Lalu bagaimana dengan sekolah Grey? Greyna kan sudah sekolah di sana" Ny. Park mencoba mencari alasan.

"Grey akan meminta pindah sekolah di sini. Grey ingin selalu dekat dengan ayah" Greyna.

'Tapi ayahmu bahkan tidak pernah di rumah Grey...' batin Ny. Park.




.
.
.
.
.






Nayeon baru saja memasuki rumah dengan perasaan yang kacau. Ditengah kekacauan perasaannya tiba-tiba Grey menghampirinya dan meminta untuk pindah sekolah ke Korea. Otomatis Nayeon langsung tidak menyetujuinya.

"Ibu aku mau pindah sekolah di Korea" Grey.

"Tidak" Nayeon.

"Ayolah bu... tolong pindahkan sekolahku" Grey tetap memohon.

"Tidak Grey... Pindah sekolah dari LA ke sini itu tidak lah mudah" Nayeon masih berusaha sabar.

"Pokoknya Grey mau sekolah di sini saja. Grey ingin selalu dekat dengan ayah" Grey.

"Kalau ibu bilang tidak ya tidak! Kenapa sekarang Grey selalu membantah ibu!!" marah Nayeon.

Sebetulnya Nayeon tidak ingin marah pada Grey, tapi setelah mendengar Grey menyebut kata ayah emosi Nayeon tidak bisa di tahan lagi.

Grey yang ketakutan pun berlari menuju ke kamar.

"Kamu kenapa Nay... apa ada masalah?" tanya Ny. Park.

"Tidak. Hanya saja akhir-akhir ini emosiku sedang tidak bisa terkontrol, mungkin karena aku sedang hamil" Nayeon.

"Tapi ibu hamil jangan keseringan marah-marah" saran Ny. Park.






Pukul 21.00







Nayeon baru saja meminta maaf pada Greyna setelah kejadian tadi siang. Setelah mendapatkan maaf Nayeon pun menidurkan Greyna.

'Apa aku tanya ibu saja ya?' batin Nayeon secara tiba-tiba.

Nayeon pun menemui ibu mertuanya yang sedang meminum teh di ruang keluarga.

"Bu.." panggil Nayeon yang membuat Ny. Park menaruh cangkir tehnya di meja yang berada di depannya.

"Kamu belum tidur?" tanya Ny. Park.

"Aku tidak bisa tidur bu" Nayeon.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Ny. Park.

"Ya. Bolehkah aku menanyakan sesuatu?" Nayeon.

"Tentu saja boleh. Ayo duduk dulu" Nayeon pun duduk di samping Ny. Park.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Ny. Park.

"Apa... Jinyoung kembali bersama mantan kekasihnya yang dulu?" Nayeon.

"Kenapa kamu menanyakan itu?" Ny. Park.

"Bu... jika ibu tau kebenarannya tolong ceritakan padaku. Aku tidak ingin terlihat seperti orang bodoh" Nayeon mulai menitihkan air matanya.

"Ya. Tepat satu bulan setelah dia menikah denganmu dia kembali lagi bersama Jisoo" Ny. Park.

Mendengar kebenaran itu Nayeon pun tidak bisa menghentikan air matanya.

"Apa dia sudah memiliki anak bersama Jisoo?" tanya Nayeon yang di jawab anggukan oleh Ny. Park.

"Tapi tenang saja... ibu tidak pernah mengakui mereka sebagai menantu dan cucu dari ibu. Menantu dan cucu ibu hanya kamu dan Greyna" lanjut Ny. Park.

"Tolong bertahanlah... ibu yakin Jinyoung juga mencintaimu" Ny. Park mengusap kedua punggung tangan Nayeon.

Nayeon menggelengkan kepalanya
"Tidak... Jinyoung tidak pernah mencintaiku"

"Tapi kamu dan Jinyoung sudah memiliki Grey. Kalian bahkan akan memiliki anak kedua. Jinyoung juga sangat menyayangi Grey kan?" Ny. Park.

"Jinyoung tidak pernah menyayangi Grey, itu hanya sebuah formalitas karena Grey lahir saat aku sudah menikah dengannya. Sebenarnya Jinyoung tidak pernah menganggap keberadaan Grey. Dia tidak ingin aku melahirkan anaknya. Menurutnya kelahiran Grey adalah sebuah kesalahan" jelas Nayeon dengan tangisannya.

"Jangan menganggap omongannya benar Nay" Ny. Park berusaha menyakinkan Nayeon.

"Bagaimana aku tidak menganggap omongannya benar? Dia bahkan tidak mau mengakui Grey lagi. Cepat atau lambat dia tidak akan memperbolehkan Grey memanggilnya dengan sebutan ayah lagi" Nayeon.

"Itu tidak akan pernah terjadi. Grey akan tetap memanggil Jinyoung ayah" Ny. Park tetap meyakinkan Nayeon.

"Sudahlah... lebih baik kamu tenangkan pikiranmu dan pergi tidur, ini sudah larut malam" Ny. Park.

Nayeon pun pergi ke kamar yang di tempatinya.

Namun bukannya tidur Nayeon malah menangis. Pikirkan saja, mana ada orang yang bisa tidur nyenyak jika otak orang tersebut di penuhi pikiran yang buruk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Vote and Comment
Please...😭



Jangan buat aku males next

Dan tolong kalo comment jangan cuma "next" "next ka" tambahin penyemangat dikit napa?

Open this link

https://my.w.tt/cwKC7oWhW2




200103




A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang