Keesokan harinya
Hari ini anggka di kelender sudah berwarna hitam. Itu berarti hari libur telah usai dan para pekerja dari bawahan hingga atasan harus memulai bekerja seperti rutinitas biasanya. Namun untuk hari ini Jinyoung tampak tak bersemangat untuk berkunjung ke perusahaannya, yang dia butuhkan hanya berbaring di tempat tidur untuk menyeimbangi rasa lesu di hatinya.
Jinyoung enggan untuk bangkit dari tempat tidur.
"Jinyoung!!!" suara teriakan mengggema di sebagian penjuru rumah.
Siapa lagi kalau bukan nyonya di rumah itu. Sepertinya beliau sudah lelah untuk membangunkan anaknya.
"Bangun sekarang atau ibu akan menyuruh ayah untuk mengusirmu dari rumah lagi" ancam Ny. Park dari balik pintu kamar Jinyoung.
Dengan sangat terpaksa Jinyoung bangun dan membuka pintu kamarnya.
"Ibu tidak pengertian sekali. Aku sedang lesu bu..." rengek Jinyoung.
"Tak usah merengek seperti anak kecil. Kamu bukan Greyna dan Gyuna!"
"Ibu... bagaimana ini... aku ingin tinggal bersama anak-anak lagi... tapi jika Nayeon menikah dengan orang lain itu tak akan bisa terjadi" Jinyoung memeluk ibunya dan meneteskan air matanya.
"Sekarang kau baru menyadarinya bukan? Sakit kan?"
"Ibu..."
"Selama mereka belum menikah kamu masih bisa berusaha mendapatkan Nayeon. Ayo semangat lah" Ny. Park melepas pelukan Jinyoung dan menepuk bahu pria beranak dua itu.
"Sudah cepat mandi dan bersiap-siap pergi ke kantor. Ini sudah hampir jam 11" Ny. Park meninggalkan Jinyoung.
.
.
.
"Aku ingin bertemu dengan Park Jinyoung"
"Maaf... tapi CEO Park belum datang" ujar salah seorang resepsionis di kantor Jinyoung.
"Jangan bohong. Aku dengar dia selalu datang tepat waktu"
"Tapi benar beliau belum datang. Memang anda siapa?" tanya resepsionis itu sambil menelisik penampilan orang di depannya.
"Aku-"
"Wonpil"
Orang yang ngotot itu adalah Wonpil, dia langsung membalikan badannya dan melihat orang yang sedang dicarinya. Wonpil tersenyum senang.
"Kenapa pagi-pagi kau di sini? Tidak kerja?"
"Pagi apanya? Bahkan sekarang matahari sudah di atas kepalaku"
"Ayo ke ruanganku saja" ajak Jinyoung. Wonpil pun mengikutinya dari belakang.
"Ada apa? Tumben sekali" Jinyoung duduk di sebuah sofa dan diikuti Wonpil.
"Izinkan aku bekerja di kantormu" pinta Wonpil dengan tiba-tiba. Tentu saja Jinyoung kaget.
"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu yang sekarang?" tanya Jinyoung.
"Aku mengundurkan diri, jadi tolong terima aku bekerja di sini"
"Bekerja di sini tidak mudah tau. Jika kau tetap mau bekerja di sini kamu harus lewat HRD dulu. Aku tak bisa langsung mengangkatmu" jelas Jinyoung.
"Cihhh, apa kau benar temanku" runtuk Wonpil.
"Pertemanan dengan pekerjaan itu berbeda. Jadi, kau tetap mau bekerja di sini atau tidak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
A Marriage || JinYeon Story
Romance"I Believe and I Know" JinYeon Story Again A Wedding (old title) by.ImYeowo00 or Seoyeona (old name) ?