67

139 12 3
                                    

Beberapa hari kemudian.

Jinyoung memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah Nayeon menghubunginya dan menyampaikan kabar yang kurang baik.

Wanita itu mengalami pendarahan dan posisinya tak ada seseorang pun yang bisa menolongnya. Karena itulah Jinyoung yang bertindak dengan sigap. Toh jarak dari kantor ke rumah tak terlalu jauh.

Sesampainya di rumah dan membuka pintu Jinyoung langsung mencari keberadaan istrinya. Ternyata wanita itu sedang duduk di ruang tengah. Kemudian Jinyoung menghampiri nya.

"Apa yang terjadi?" Jinyoung bersimpuh di depan Nayeon.

"Aku tidak tau, setelah mandi aku melihat darah mengalir melewati kakiku"

"Ayo ke rumah sakit" pria itu bergerak cepat. Dia langsung membopong tubuh Nayeon.

Beberapa saat kemudian mereka berdua sampai di rumah sakit, dan Nayeon langsung diberi tindakan. Dokter menyuntikkan obat untuk menghentikan pendarahan. Dan... syukurlah janin yang di kandung Nayeon dalam keadaan baik-baik saja sekarang.

Hanya saja Nayeon di perintahkan beristirahat total untuk beberapa hari kedepan, dia bahkan harus rutin meminum obat yang telah diresepkan dokter.

Setelah di infus Nayeon diizinkan pulang. Sekarang mereka sudah berada di rumah. Setelah itu Jinyoung langsung ke dapur, mengambil air putih untuk diberikan ke Nayeon.

"Sekarang obatnya di minum" Jinyoung menyerahkan gelas berisi air putih pada Nayeon yang duduk di sofa.

Nayeon menerima gelas itu.

"Tadi dengar kan? Jangan banyak pikiran. Kau tak boleh stres" Jinyoung mengomeli Nayeon.

Nayeon hanya diam.

Tak terasa hari sudah sore, anak-anak harus di jemput karena jam sekolah hampir usai. Jinyoung memutuskan untuk langsung menjemput anak-anaknya.
.

.

.

Sore ini Jinyoung sibuk menyiapkan makanan untuk keluarga kecilnya. Greyna dan Gyuna sudah duduk manis di ruang makan.

"Ibu tidak makan?" tanya Greyna pada Jinyoung.

"Nanti. Karena ibu sedang kurang sehat jadi ibu akan makan di kamar" Jinyoung memberitahu.

"Ibu sakit?"

"Ya, tapi sekarang sudah minum obat. Sebentar lagi akan sembuh"

"Ibu" panggil Greyna saat melihat Nayeon keluar dari kamar. Jinyoung pun menoleh ke arah sana.

"Kenapa keluar? Kau harus bed rest"

"Aku ingin makan bersama kalian. Aku bosan hanya berdiam diri di kamar" Nayeon.

"Ya sudah, hati-hati" Jinyoung menyusul Mau untuk membantunya berjalan.

Tak lama setelah Nayeon duduk tiba-tiba ada panggilan di interkom. Itu dari petugas resepsionis yang ada disana.

"Iya"

"..."

"Baiklah, aku akan membuka pintunya. Biarkan dia masuk"

"..."

Setelah itu Jinyoung menunggu tamu yang datang di depan pintu apartemen nya. Tak butuh waktu lama tamu itu sampai di rumah Jinyoung dan keluarga.

"Hallo" sapa orang itu.

"Apa kabar, silahkan duduk. Aku akan memanggil Nayeon"

Orang itu lalu duduk atas suruhan Jinyoung.

A Marriage || JinYeon StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang