Ke esokkan harinya
"Jihyo" panggil seseorang yang baru saja memasuki toko Jihyo.
"Apa?! Membuat kaget saja" kesal Jihyo.
"Tokomu sudah mau tutup? Tumben sekali, ini bahkan masih sore?"
"Aku harus pulang, ada sesuatu yang mendesak" jawab Jihyo sambil mengangkat kursi ke atas meja.
"Ada apa memangnya?" tanya Jihyo.
"Apa Nayeon menceritakan sesuatu?" tanya orang itu yang tak lain adalah Dowoon. Dowoon juga ikut membantu Jihyo menaikan kursinya.
"Cerita apa? Nayeon tak cerita apapun kepadaku" Jihyo menghentikan kegiatannya.
"Kemarin malam aku bertengkar dengannya. Dan sejak saat itu ponselnya tidak bisa dihubungi. Apa mungkin Nayeon menghubungimu?" tanya Dowoon penuh harap.
"Tidak. Nayeon terakhir kali menghubungiku pukul 9 pagi kemarin. Dia memesan kue strawberry. Dan bi Hayoon sudah mengambilnya pukul 10 pagi. Setelah itu aku tak menghubunginya lagi" tutur Jihyo.
"Bisakah aku minta tolong, coba hubungi dia. Aku sangat khawatir" pinta Dowoon.
"Baiklah akan aku coba"
Jihyo mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Nayeon. Hasilnya sama-sama tidak terjawab. Bahkan bi Hayoon pun tidak bisa dihubungi.
"Tidak bisa. Nomor bi Hayoon juga tidak aktif" ujar Jihyo.
"Bagaimana jika kamu apartmentnya" saran Jihyo.
"Tadi aku sudah kesana tapi tidak ada yang membukakan pintu. Saat aku tanya security katanya tadi siang dia melihat bi Hayoon dan anak-anak pergi dengan membawa koper" jelas Dowoon sangat cemas.
"Baiklah nanti aku akan mencoba menghubungi Nayeon lagi. Kalo sudah mendapat kabar aku akan menghubungimu" Jihyo berusaha menenangkan.
"Ok terimakasih. Kalau begitu aku pulang dulu" pamit Dowoon.
"Nayeon kenapa sih??? Bikin khawatir saja" gumam Jihyo yang kemudian keluar dari toko dan mengunci pintunya.
.
.
.
Saat ini Nayeon sedang bercanda dengan anak-anaknya. Tadi siang mereka datang bersama bi Hayoon. Mereka datang membawa koper kecil yang isinya membuat Nayeon geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak? Koper itu berisi jajanan snack-snack beserta minumannya, koper itu sudah beralih fungsi. Bahkan hanya ada sesetel baju ganti untuk Nayeon, rencananya baju itu akan ia gunakan saat pulang dari rumah sakit.
"Kenapa ayah tidak datang-datang?" keluh Greyna.
Ya memang saat ini Jinyoung tidak ada di sana. Tadi Jinyoung izin pulang karena tau anak-anak dan bi Hayoon akan menjenguk Nayeon. Bukannya menghindar, Jinyoung hanya ingin mengambil baju ganti yang akan digunakannya besok. Mumpung ada yang menjaga Nayeon Jinyoung pun memutuskan untuk pulang.
"Ya ampun... sekarang sepertinya anak ibu sudah menjadi anak ayah" Nayeon mencubit pipi Greyna gemas.
"Greyna kan sudah bertahun-tahun dengan ibu, jadi sekarang gantian dengan ayah" ujar Greyna.
Nayeon cukup kaget mendendengar jawaban dari putrinya.
"Jadi Greyna akan bertahun-tahun bersama ayah? Lalu bagaimana dengan ibu? Greyna ingin meninggalkan ibu?" tanya Nayeon.
"Tidak. Maksud Grey bukan seperti itu. Grey hanya ingin tetap bersama ayah tapi juga bersama ibu" ujar Greyna yang lantas memeluk ibunya.
"Greyna. Satu atau dua tahun tak cukup untuk ibu. Walau sudah berpuluh-puluh tahun pun ibu akan merasa tidak cukup. Ibu ingin seumur hidup bersama Greyna dan juga Gyuna" tutur Nayeon.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Marriage || JinYeon Story
Romansa"I Believe and I Know" JinYeon Story Again A Wedding (old title) by.ImYeowo00 or Seoyeona (old name) ?